Ternyata puasa tidak menjadi hambatan untuk melakukan kegiatan di luar rumah. Hal ini terlihat dari banyaknya aktifitas yang berlangsung di kawasan kota tua Jakarta hari Minggu sore (21/8) sambil menunggu waktu berbuka. Salah satunya adalah Plesiran Tempo Doeloe (PTD) yang diadakan oleh komunitas Sahabat Museum menyusuri sejarah trem di Jakarta yang diikuti 60 (enam puluh) orang peserta. Setelah mendata peserta terakhir yang datang terlambat, kami bergabung di aula Museum Bank Mandiri (MBM) untuk mendengarkan pemaparan mengenai sejarah trem yang disampaikan oleh Bapak Widoyoko pendiri dan ketua komunitas Sejarah Perkeretaapian Indonesia.
Selamat datang trem Jakarta! Potongan slide di depan layar membuat mata saya terkesima, kapan ya proyek itu terealisasi? Layar kemudian berganti dengan anekatrem yang pernah melintas di jalanan protokol Jakarta pada tahun 1869 – 1962 serta gambar-gambar trem di luar negeri. Proyek pengaktifan kembali trem listrik di Jakarta sudah direncanakan dan siap dijalankan, untuk tahap awal lokasinya di kawasan hunian terpadu Rasuna-Kuningan serta kampus UI Depok. Dari paparan yang disampaikan oleh pak Wiyoko yang menjadi perwakilan PT. INKA (Industri Kereta Api) di Netherland, diperlihatkan pula contoh trem yang telah dibuat dan dipaketkan dari negeri Kincir Angin siap hilir mudik di Jakarta jika ijinnya turun. Menurut berita yang ada di Kompas (23/10/2008), proyek pembangunan trem kawasan terpadu Rasuna dimulai pada Desember 2008. Tapi ternyata sampai sekarang masih ada kendala perijinan dari pihak Bakrie sebagai pemilik kawasan tersebut sehingga pengerjaannya belum berjalan.