pada tanah yang sama kita berdiri
pada air yang sama kita berjanji
karena darah yang sama jangan bertengkar
karena tulang yang sama usah berpencar, INDONESIA
Suara lantang Edo Kondologit menggema di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Selasa (31/05/11) lalu mengajak semua yang hadir mengepalkan tangan berjanji untuk tetap bersatu Di Bawah Tiang Bendera.
40 (empat puluh) hari setelah berpulangnya Franky Sahilatua, Ratna Sarumpaet bekerjasama dengan Akar Indonesia, Dewan Kesenian Jakarta, Green Music Foundationdan Kalyana Shira menggelar Pancasila Rumah Kita, A Tribute to Franky Sahilatua. Saat memasuki gedung teater yang sudah disesaki pengunjung, saya harus berjuang untuk sampai ke bangku karena sebagian yang hadir dan tidak kebagian bangku memanfaatkan tangga untuk duduk. Di atas panggung yang dilbuat berbentuk kotak berdinding tinggi dilapisi kain putih, VJ Daniel membuka acara. Di kirinya terdapat patung manusia bersayap sedang di dinding sebelah kanan tema acara terpampang besar-besar Pancasila Rumah Kita, Tribute to Franky Sahilatua ditembakkan dari proyektor di sisi kiri panggung. Moluka Hip Hop Community yang Sabtu (24/05/11) lalu ikut ambil bagian dalam konser Cinta Beta Maluku menggebrak panggung dengan lagu Puritan.
Pekerja seni lainnya yang mendukung acara diantaranya : Hana Fransisca tampil membacakan puisi, musisi asal Ende Ivan Nestorman menyanyikan lagu untuk Tibo, Panji, Tompi, Efek Rumah Kaca, Berlian Hutauruk ikut bernarasi Reza Rahadian, Atiqah Hasiholan berpasangan dengan Shireen Sungkar, Teuku Wisnu, Donny Alamsyah serta Carissa Putri. Sebelum Glenn Fredly muncul di panggung, sekelompok anak jalanan ikut menyumbangkan suaranya dengan syair yang menggelitik, kami anak Romusa, roman muka pas pasan dan beberapa kali meneriakkan nama si Suliissss tukang korupsi! [caption id="attachment_113328" align="aligncenter" width="550" caption="Tibute to Franky Sahilatua (dok. koleksi pribadi)"][/caption]
Pancasila rumah kita Rumah untuk kita semua Nilai dasar Indonesia Rumah kita selamanya
Untuk semua puji namanya Untuk semua cinta sesama Untuk semua warna menyatu Untuk semua bersambung rasa Untuk semua saling membagi Pada setiap insan, sama dapat sama rasa
Panen telah datang, di rumah kecil pinggir sungai terpampang potret lelaki dan rembulan sedang di terminal orang pinggiran menangis menyambut musim petik. Kembalilah kepada angin dan burung-burung, berlayar dengan perahu retak berselimut langit hitam.