Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Bahasa Indonesia Cermin Bangsa Indonesia

18 Mei 2011   05:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31 315 1
[caption id="attachment_110252" align="alignleft" width="176" caption="gambar diunduh dari bukubuku.com"][/caption] Pernah membaca spanduk, buku atau flyer yang berbunyi seperti : Yuk! Berpetualang bersama Dora atau Ayo!  Berpetualang Bersama si Bolang atau Berpetualang Bersama Dinosaurus ? Ada yang aneh di kuping anda ? Tentu tidak, karena kalimat ini sudah lasim dan sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Tapi tahukah kita, penggunaaan kata "berpetualang"  di ketiga kalimat di atas salah kaprah ? "berpetualang" diambil dari kata "tualang" artinya berkeliaran atau tidak menentu tempat tinggalnya,  jika diberi awalan ber- menjadi "bertualang" artinya melakukan kegiatan tualang atau pergi kemana-mana atau suka kemana-mana/suka bepergian. Lalu orang yang yang melakukan kegiatan tualang disebut "petualang". Jadi di dalam kamus bahasa Indonesia yang benar adalah kata bertualang BUKAN berpetualang. Pada hari buruh 1 Mei 2011 lalu, saya menemani seorang kawan berjalan-jalan ke museum di tengah kota Jakarta dan melewati beberapa gedung pemerintahan di sekitar Abdul Muis. Heran, bingung, takjub dan merasa perbendaharaan kata Indonesia saya sangat ketinggalan saat membaca tulisan di gambar berikut : [caption id="attachment_110305" align="aligncenter" width="550" caption="Sukseskan KEKETUAAN Indonesia ASEAN 2011 (maksudnya ?)"][/caption] Berbagai spanduk dan baliho besar terpampang dengan tulisan yang hampir seragam di beberapa gedung menyambut KTT ASEAN 2011, hanya di gedung Kemenpora yang penulisannya benar karena dituliskan dalam kalimat "Selamat Atas Terpilihnya Indonesia sebagai Ketua KTT ASEAN 2011". Iseng - iseng saya bertanya kepada Om Google dan mengetikkan kata KEKETUAAN, ya ampuuuuuuun ada sekitar 101,000 laman website yang disodorkan Om Google. Indonesia memang sangat kreatif, mungkin pemilihan kata tersebut untuk menghindari pemborosan kata (walau justru sebaliknya terjadi penghancuran bahasa) sehingga tulisan yang seharusnya Menjadi Ketua diganti dengan KEKETUAAN. Hancuurrrrr minaaaaaah ! Bapak JS Badudu bagaimana ini ?? Saya teringat guru bahasa Indonesia semasa SMP yang suaranya agak sengau ketika menyebut kata diftong sehingga digelari ibu Diftong oleh teman-teman sekelas.  Ibu Diftong selalu mengingatkan muridnya untuk menggunakan bahasa Indonesia yang tepat, baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari karena menurut Friedrich Schiller Bahasa adalah cermin suatu bangsa . Nah, secara kebetulan saat berangkat ke tempat kerja tadi pagi saya mendengar percakapan antara penumpang yang hendak turun dengan sopir angkot : Penumpang (dua orang perempuan berpakaian kantoran yang rapi) : bang, nanti berhenti di pojokan ya ! Sopir angkot : iya neng (sembari mulai mengarahkan kendaraan ke tengah karena di perempatan lampu merah depan kendaraan akan berbelok ke kanan) Penumpang : pojokan sini bang ! kiri kiri kiri ! (saya yang duduk di depan pandang pandangan dengan sopir angkot, dalam hati bertanya mana pojokannya ?) Sopir angkot : di sini neng ? (muka bingung karena yang dimaksud pojokan adalah jalan lurus) Jadi di dalam bahasa Indonesia yang benar pengertian pojokan sebenarnya apa ya ? *ikut bingung* Dengan mengutip tulisan di spanduk di atas,  marilah kita Maju Bersama Membangun Negeri dengan Menggunakan Bahasa Indonesia Yang Tepat, Baik dan Benar. Mari kobarkan kembali semangat Sumpah Pemuda : Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mendjoenjoeng Bahasa Persatoen, Bahasa Indonesia.[oli3ve] *mohon maaf jika penuturan Indonesia di tulisan ini juga masih amburadul*

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun