Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Surat Terbuka Terhadap Reformasi Kementerian Keuangan Saat Ini

26 Februari 2015   22:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:27 479 1
Yth. Bp Menteri Keuangan yang Sedang Mengurus Uang ke Luar Negeri dan Dirjen BC yang sedang sakit-sakitan.
Salam Reformasi,

Saya tergelitik dengan siaran Pers Kementerian keuangan tanggal 25 Februari 2015 tentang
Seleksi Jabatan Struktural di Lingkungan Kementerian Keuangan. Apakah sepenuhnya betul siaran pers itu ? Saya ingin mengungkapkan satu sisi birokrasi di lingkungan BC.

Awalnya saya tidak percaya terhadap isi tulisan Grass Roth tentang Reformasi Birokrasi BC di Kompasiana. Namun setelah dicross check ke berbagai pihak, ternyata informasi tersebut factual benar terjadi bahwa pada hari kamis sore tanggal 19 Feb 2015 di rumah menkeu sendiri, Menkeu telah bertemu beberapa pejabat bea cukai yaitu Bapak: Eko Darmanto, Saipulah Nasution, Hari Mulya dan Supraptono guna menyusun penempatan pejabat eselon 2 yg strategis, yg salah satunya Eko Darmanto sudah diplot sebagai kepala kantor KPU Batam Serta membicarakan penempatan pejabat plt dirjen bea cukai yaitu Supraptono.

Lebih mencengangkan lagi ternyata pertemuan informal semacam itu Menkeu lakukan beberapa kali sejak bulan lalu . Bahkan Pak Supraptono yang semestinya bertugas di Pontianak menyelesaiakan persoalan penyelundupan di Entikong yang mejadikan anak buahnya tersangka harus bolak balik ke jakarta melakukan fit dan proper test informal terhadap calon pejabat kabinetnya. Semestinya Beliau yang bertanggungjawab atas penyelundupan di Entikong.

Demikian juga Eko darmanto hampir tidak pernah masuk kantor dalam beberapa bulan ini untuk mengurus dan mengawal proses pembentukan cabinet tersebut dan berkoordinasi dengan pihak swasta yang bisnisnya terkait dengan BC seperti ekspor impor dan cukai rokok dan minuman keras dalam rangka menyiapkan amunisi. Atasan Eko, Direktur IKC, tidak mempermasalahkan absensinya Eko dalam tugas rutinnya karena Sang Direktur sudah  mendapat konsesi akan dijadikan sebagai Sesditjen BC dalam cabinet itu.

Celakanya, kesempatan tersebut ternyata dimanfaatkan oleh Tim kecil, Quartet, di atas menarik keuntungan pribadi dari hasil  pengumpulan sesajian yang harus disiapkan  kepada orang yang berperan dalam pengangkatan Bapak sebagai Menteri. Sempurna pembentukan kabinet BC mulai dari Plt Dirjen, pejabat eselon II, Eselon III, Eselon IV, dan Eselon V yang tentunya siapa yang terpilih masuk kabinet sudah dan akan menyiapkan “sesajian” yang terbaik. Bukan rahasia lagi  posisi strategis Kabinet Quartet diisi oleh orang orang Quartet sendiri. Bagi Yang tidak sanggup menyediakan sesajian yang enak sesuai selera Quartet, mohon maaf harus rela minggir dulu menunggu reformasi berikutnya.

Mengapa jadi begini implentasi teori murni yang diajarkan Bapak di Universitas ternama itu ? Apakah ada teori yang mampu menjelaskan fenomena ini?

Sementara itu di sisi lain, Dirjen BC sibuk memikirkan kesehatan dan seleksi untuk terpilih di Kemenko maritim karena sudah mengetahui bahwa dirinya ditolak untuk mengabdi lanjut di kemenkeu. Sebenarnya si Dirjen BC yang terkenal dengan intergeritasnya oleh majalah ternama kala itu, tersinggung dengan kebijakan Menkeu untuk mengambil alih mutasi dan promosi Pejabat BC karena si Dirjen sudah mempunyai konsep sendiri tentang SDM BC dengan orang orang tertentu yang tidak terlepas dari kepentingan pribadi dan kelompok si Dirjen untuk mengamankan penerimaan informal selama ini tetap berlanjut dan tidak diketahui orang khususnya aparat penegak hukum sekalipun nanti sudah pindah ke instansi lain seperti yang dilakukan GodFather BC, Anwar Supriadi. Namun apa daya, kuasa tidak ada lagi.

Kabinet dan konsep kabinet massa depan BC versi Agung Kuswandono sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan konsep Quartet karena sama sama mempunyai tujuan yang sama yakni tujuan negara dan tujuan kelompok pragmatis. Namun dalam konsep Dirjen BC ini ada hal unik, pejabat yang dipromosikan ke eselon II adalah campuran Pejabat yang Berintegritas tapi Polos-lugu- maaf sedikit Dungu dengan Pejabat Munafik tapi pintar. Versi Dirjen BC: A. Rofiq (KPU Batam), Fajar Doni (KPU Priok), Syarif (Bali) rahmad Subagio (jabar), Robert marbun ( Dir IKC), wijayanta (audit), robi toni (aceh), M. Aflah (Riau Sumbar), Hari Mulya (Jakarta), Hendra Prasmono (kaltim) Untung Basuki (sumbagsel), Nirwala (sumut), penetapan/pengukuhan :  Agus Yulianto (Jatim I), Nugroho (jateng) dst...

Sementara konsep Quartet konfigurasinya adalah pasukan perang yang menguasai lapangan namun dapat dikondisikan menang atau kalah berperang sesuai keinginan sutradar.

Versus Quartet di tempat strategis: Sesditjen (Kukuh), -Dir P2 (Hary Mulya), -Dir PPKC (Robert LM), -Dir IKC (Kushari), -Dir Tek Kepab (Supraptono, calon Plt Dirjen), -Dir Kepab Int (Oentarto W), -Puski (Haryo Liman Seto), -Dir audit (M.Sigit)-KWBC Aceh (Hatta Wardhana), -KWBC Sumut (Untung Basuki), -KWBC Kepri (Fajar Dony Tjahyadi), -KWBC Riau Sumbar (B.Wijayanta), -KWBC Sumbagsel (Aflah Farobi),-KWBC Jkt (Nirwala)-KWBC Bali (Syarief Hidayat)-KPUBC Priok (Saipul Nasution),-KPUBC Batam (Eko Darmanto) dst..

Memang Pamor Dirjen Agung Kuswandono mulai redup dan tidak konsen bekerja sejak ketahuan belangnya dan tangan kanannya mantan kasubdit Intelijen HS kecekel. Apa lagi namanya dibawa bawa dalam pemeriksaan. Sejak itu Beliau sakit-sakitan dan sibuk memikirkan keselamatan dirinya sendiri.

Kebijakan Agung Kuswandono membiarkan Ada 10 jabatan eselon II yang strategis kosong bertahun tahun bukan tanpa maksud. Hayooo tebak... opo maksud dan tujuannya ? Siapa Plt Direktur Audit? Siapa Plt Kakanwil Jatim I ? Siapa Plt Kanwil Jateng? Siapa Plt. Kanwil Jabar? Siapa Plt Kanwil Jakarta? Kantor kontor tersebut adalah Sentra Penerimaan negara terbesar tapi dibiarkan kosong dan diisi pejabat sementara yang bisa sementara sementara digilir sesuai kepatuhan pejabat sementara itu kepada keinginan si Dirjen. Sementara pejabat yang ditempatkan sebagai Direktur Penindakan dan Penyidikan yang justru berperan memberantas penyelundupan dan manipulasi dtpilih orang yang Berintegritas tapi maaf Polos dan lugu sehingga tidak bisa berbuat apa apa. Luar biasa Modus ini berjalan bertahun tahun....

Menghasilkan uang dari BC memang gampang apabila memiliki kekuasaan. Sebagai contoh mempermainkan penjaluran impor: Merah, Hijau, Kuning. Melakukan pembiaran terhadap peredaraan illegal barang cukai seperti MMEA dan rokok. Bukan rahasia lagi apa yang terjadi dengan manipulasi Cukai Rokok  di sentra sentra  seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Peredaran MMEA illegal di Jakarta dan sekitarnya. Selama ini semua berjalan karena  ada siombiosa mutualisme. Ternyata sumber ituitu belum cukup sehingga mau dibuka tambahan lahan? Penyelundupan model apa lagi akan direkayasa di Batam?
Bapak Menteri dan Dirjen yang semestinya terhormat,

Sulit diterima akal sehat bagaimana Bapak Menteri dan Dirjen BC yang dulu cemerlang kemudian hanyut dalam pemikiran dan tindakan yang sempit seperti ini.

Apakah Bapak takut direshufle sebagai menteri karena tidak menuruti permintaan orang orang yang menyokong Bapak menjadi Menteri atau idealisme Bapak sebagai akademisi sudah luntur ? Tidak sulit memetakan birokrasi di BC, apalagi Staf Ahli Menteri di bidang Birokrasi berasal dari BC. Boleh dong minta second opinion tentang BC ke beliau .

Kami bermohon kepada Pak Menteri dan Dirjen BC agar kembali ke jalan yang benar. Besar harapan bangsa  kepada Bapak. Khususnya untuk mutasi dan promosi, tolong dilaksanakan merit system atau bidding yang beneran bukan formalitas agar muncul pemimpin pemimpin BC yang sejati, bukan Pemimpin Karbitan yang penuh dengan KKN dan penyimpangan karena negara ini masih membutuhkan uang untuk rakyatnya yang masih banyak miskin.

Demikian juga mohon maaf Bapak Dirjen BC segera saja mengundurkan diri atau diganti karena sudah tidak produktif.

Kalau bapak tidak sanggup melawan KKN di kementerian keuangan lebih baik Bapak Mundur karena Lebih mulia,  elegan dan nyaman mengajar kembali di kampus dengan nilai nilai intergritas daripada hanyut dalam kebutuhan pragmatis

Demikian surat terbuka ini kami sampaikan dengan permohonan maaf atas  perkataan yang kurang pada tempatnya.
Salam Reformasi
Pejabat Yang Mecoba Mereformasi Diri

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun