1.Cyber bullying
Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Jadi cyber bullying adalah bully yang ada di dunia maya biasanya menggunakan media sosial. Jaman sekarang kita udah tidak asing lagi dengan media sosial. Bisa aja si pelaku bullying ini ngebully sasarannya lewat facebook, twitter, Video chat di Youtube, Path dan sebagainya
Contoh kasus yang sangat menggemparkan dunia adalah kasus Amanda Todd. Amanda Todd diusianya yang masih sangat belia yaitu 15 tahun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya akibat cyber bullying.
kasus lainnya Tyler Clementi adalah seorang mahasiswa berusia 18 tahun yang berkuliah di Rutgers University di Piscataway, New Jersey, dia melompat dari Jembatan George Washington. Aksi bunuh diri ini karena temannya,Ravi berkicau di twitter bahwa Clementi mencium pria dimana menunjukan bahwa Tyler seorang gay.Sangat disayangkan nyawa seseorang berada pada satu tweet di twitter. Jadi ini saatnya untuk lebih menghargai privasi orang lain ya. Stop cyber bullying!
2.Online Game Addiction
Hayo ngaku siapa yang belum pernah main games- games ini : Cookies Run, let’s Get rich, Candy Rush, Line Stage, Line Ranger? Biarpun kalian belum memainkan games – games diatas pasti kalian pernah mendengar games tersebut atau melihat teman kalian memainkannya. Games tersebut merupakan games yang dapat diperoleh dengan sangat mudah. Kalian Cuma butuh Smart Phones dan koneksi internet yang bisa didapat dari WiFi atau data internet provider kalian untuk mendownload games tersebut lalu memainkannya. Kalau ada notifikasi games ditengah mereka lagi belajar atau ngerjain tugas mereka langsung mengecek smart phones mereka dan memainkan games tersebut.
Tidak cukup dari smart phones berlanjut ke game PC. Game online dari PC sekarang juga dapat diakses dengan mudah. Sekarang internet menjadi kebutuhan maka dari itu PC pun dapat dengan mudah untuk mengakses games online. Adiksi yang merugikan contohnya akan saya ambil dari Negara tetangga kita, Singapura. Gamer yang ditemukan tewas ini bernama Xu Kaixiang, 25 tahun dan masih duduk di bangku kuliah di National University of Singapore. Dia ditemukan tak bernyawa di depan komputer yang biasa digunakannya untuk ngegame. Ketika dimintai keterangan, ayah korban bernama Xu mengatakan anaknya main game untuk menghabiskan waktu liburan dan sudah sering main game semalaman tanpa henti. Tubuh Xu Kaixiang terbaring kaku. Meski paramedis cepat datang, nyawanya sudah tidak tertolong. Tidak disebutkan video game apa yang sedang dimainkannya. Sang ayah menyatakan meski anaknya tidak suka keluar rumah dan gemar main game, dia dalam keadaan sehat. Jarang mengeluh sakit. Karena itu, kematian sang anak membuatnya sedih sekaligus kaget karena anaknya tewas karena bermain games.
Boleh kok bermain games, tapi jangan menjadikannya adiksi untuk kalian ya!
3.Cyber Criminal
Penyebaran virus dengan sengaja, ini adalah salah satu jenis kasus cyber crime yang terjadi pada bulan Juli 2009, Twitter (salah satu jejaring social yang sedang naik pamor di masyakarat belakangan ini) kembali menjadi media infeksi modifikasi New Koobface, worm yang mampu membajak akun Twitter dan menular melalui postingannya, dan menjangkiti semua follower. Semua kasus ini hanya sebagian dari sekian banyak kasus penyebaran malware di seantero jejaring social. Twitter tak kalah jadi target, pada Agustus 2009 diserang oleh penjahat cyber yang mengiklankan video erotis.
Lalu maraknya aktivitas jual beli online dengan menggunakan kartu kredit dapat memunculkan carding. Carding adalah istilah yang dipakai hacker untuk kejahatan dengan memanfaatkan kartu kredit palsu atau kartu kredit milik orang lain.
4.Too Practical Minds
Tidak ada masalah yang terlalu besar dalam practical minds. Tentu saja dengan teknologi membuat hidup lebih praktis merupakan suatu keuntungan. Hanya saja beberapa orang masih tidak bijaksana dalam menggunakan teknologi. Jadi kita melihat subyeknya dalam practical minds . sekarang banyak mahasiswa malas mencatat pelajaran. Mereka menggunakan smart phone yang mereka miliki untuk memfoto catatannya. Foto ini bisa disalahgunakan saat ujian untuk mencontek. Atau pada saat ingin menggunakan untuk belajar foto telah terhapus karena mereka tidak ingat telah menghapus foto pelajaran tersebut pada smart phone mereka.
"It is not what technology does to us, it is what we do to technology. Get Smart with technology, choose wisely and use it in a way that benefits both you an those around you."