Film ini dimulai dengan aktivitas normalsebuah keluarga yang tinggal di Tokyo. Disini terlihat bahawa film ini menceritakan kehidupan kita di masa sekarang , dimana orang tidak bisa mengolah makanan organik , tidak bisa tanpa gadget dan sibuk dengan urusan masing-masing.
Hingga suatu hari terjadi pemadaman listrik tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Orang-orang yang biasanya menggunakan lift untuk turun ke lantai bawah terpaksa menggunakan tangga darurat. Tidak hanya itu , saat sang ayah (Suzuki) pergi ke stasiun untuk berangkat kerja, ternyata keadaan di stasiun pun sama , kereta tidak bisa digunakan. Seketika orang-orang yang terlambat bekerja pun menjadi panik , tapi semua alat transportasi semua mati , dan hanya bisa menggunakan sepeda atau jalan kaki.
Pada mulanya orang-orang mengira bahwa pemadaman listrik ini hanya terjadi sekitar satu atau dua hari. Tapi ternyata , pemadaman ini berlangsung hingga satu minggu. Keadaan pun semakin menakutkan , karena banyak yang kekurangan air, saluran telepon tidak bisa dugunakan , Â hingga makanan pun menjadi barang yang langka.
Ayah Suzuki yang saat itu sudah diliburkan bekerja , karena memang semua pekerjaan tidak bisa dikerjakan tanpa menggunakan listrik , memutuskan untuk pergi ke kampung halaman istrinya di Kagoshima. Dimana itu merupakan daerah pedesaan yang masih mempunyai sumber mata air alami.
Yui Suzuki yang pada mulanya menolak pergi akhurnya pun mau juga. Tujuan mereka yang pertama adalah bandara, dengan menggunakan sepeda mereka pergi ke bandara , tetapi hal yang sama pun terjadi , kegiatan bandara pun juga berhenti total. Ketika sedang berdiskusi tentang perjalanan yang akan ditempuh , tiba-tiba sang Ayah mendengar bahwa di Osaka tidak terjadi pemadaman listrik. Yang awalnya tujuan mereka ke desa pun berubah menjadi ke Osaka karena jaraknya yang lebih dekat.