Aku duduk di lantai menyenderkan tubuhku ke dinding dekat pintu rumah. Dengan segelas kopi dan buku self-improvement
Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang karya penulis Jeong Moon Jeong, aku sedang berusaha mengubah suasana hati yang hancur lebur menjadi lebih rasional dan terkontrol. Barangkali memang ada saat-saat hidup terasa menyebalkan. Satu jam yang lalu, aku membuat keputusan besar untuk mengalihkan tanggungjawab atas rasa sakit dan pengabaian yang aku terima. Bukan keputusan baik, justru aku mengetahui keputusan tersebut hanya akan membuat luka yang sangat lebar dalam beberapa jam kedepan bahkan mungkin di masa depan. Bukan hal yang mudah hingga akhirnya aku membuat keputusan gila itu. Ada baiknya bersikap gila. Ada kalanya kita harus memilih keputusan yang menyakitkan, dan kita dipaksa terbiasa dengan rasa sakit itu. Jauh di dasar hatiku, aku tidak ingin membuat kegaduhan seperti ini. Tetapi, dimanakah akal sehatku ketika dadaku terasa sesak, mataku sembab, dan kerongkonganku seperti tercekik? Mungkin dia sedang bersembunyi malu-malu melihat keadaan tuannya yang sedang amburadul. Atau jangan-jangan aku memang tidak memiliki akal sehat karena seringkali dia tidak muncul ketika seharusnya dia ada.
KEMBALI KE ARTIKEL