Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Ada Apa dengan Lensaindonesia.com ??

7 Desember 2012   16:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02 1482 1
Kisruh antara PSSI dengan KPSI mengenai peserta kongres, apakah menggunakan voters kongres PSSI di solo ? atau apakah menggunakan voters kongres PSSI di palangkaraya?, Hal tersebut merupakan bahan perbincangan dan perdebatan tiada henti dalam beberapa hari ini...

Media-Media, baik Media online, Media Elektronik maupun Media Cetak juga tidak mau ketinggalan dalam memberitakan kisruh Sepakbola Indonesia...

Namun, Saya dibuat tertegun ketika membaca kabar serta ulasan mengenai kisruh sepakbola Indonesia melalui media online yakni lensaindonesia.comyang berjudul "MOU Tidak Melanggar Statuta".

Penggunaan kata "Goblok", "Bacot" , sungguh membuat saya miris, apalagi ketika membaca kesimpulan dari ulasan tersebut mengenai data dan bukti "MOU tidak melanggar Statuta" juga hanya sekedar opini tanpa mencantumkan data dan bukti sesungguhnya. Ada apa dengan lensaindonesia.com ??
Berikut kabar dan ulasan yang disampaikan lensaindonesia.com dengan judul "MOU tidak melanggar Statuta" tersebut :

-----------
MoU Itu Tak Melanggar Statuta!
December 7, 2012 | Editor : Catur Prasetya

Kesepakatan MoU PSSI-KPSI

LENSAINDONESIA.COM: Terkait dengan statemen Sekjen PSSI, Halim Mahfudz yang menyatakan bahwa lebih baik dibanned FIFA, tetapi PSSI tetap melaksanakan statuta daripada sudah dibanned dan tak melaksanakan statuta. Statemen tersebut akhirnya memunculkan banyak spekulasi, apa benar MoU yang sudah disepakati antara PSSI-KPSI dan Menpora itu melanggar statuta?

Bahkan Halim dengan lantang menyerukan kepada pemerintah untuk membekukan PSSI atau membubarkan, kontan hal ini tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat pecinta bola yang menginginkan agar PSSI-KPSI damai demi kepentingan sepakbola Nasional.

“Daripada melanggar statuta terus di banned. Tidak apa-apa, pemerintah mau melarang PSSI yang sah dan menghalalkan yang haram terserah saja. PSSI tetap berpatokan kepada statuta dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Mengandalkan MoU justru akan membawa situasi jauh lebih buruk lagi,” ujar Halim kepada wartawan di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/12).

Dengan melihat situasi seperti ini, PSSI sangat bertolak belakang dengan hasil pertemuan dengan PSSI dan KPSI di Kemenpora, Selasa (5/12) lalu, diantaranya ada beberapa hal yang disepakati seperti Kongres dengan voter Solo untuk terhindar dari sanksi FIFA maupun AFC.

“Pegangan kami tak akan berubah. Kami berpegangan pada statuta. Jangan meminta kami melanggar apa yang dipegang teguh dan jangan main ancam-ancam,” terang Halim.

Berikut data dan bukti kalau MoU tidak melanggar statuta:

1. MoU itu hasil kesepakatan PSSI dan KPSI/ISL di rapat bersama yang disaksikan langsung oleh Task Force AFC.

2. Task Force AFC pun sudah melaporkan hasil kesepakatan (MoU) kepada AFC dan FIFA. MoU sudah disetujui AFC & FIFA.

3. Jadi sangat TIDAK MUNGKIN jika MoU melanggar statuta FIFA, karena MoU sudah diketahui dan disetujui AFC & FIFA.

4. Karena ketakutan dgn “Voters Solo”, akhirnya si Sekjen mau melobi FIFA dan ingin menggunakan “Voters Palangkaraya”.

5. Sekjen mengatakan ke FIFA utk mengganti Voters Solo karena melanggar statuta (GOBLOK).

6. FIFA pun tak menggubris bacot PSSI. FIFA justru membalas surat ke Pemerintah melalui Menpora.

7. FIFA memerintahkan agar Pemerintah turun tangan membantu agar PSSI & KPSI tetap berteguh pada MoU.

8. Rabu kemarin di Tempat Menpora, PSSI dan KPSI telah bersepakat utk menghindari Sanksi FIFA dan melaksanakan kongres dgn Voters Solo.

9. Dan lagi-lagi PSSI melanggar komitmen tersebut dan tetap ngotot akan menggelar Kongres dgn Voters Palangkaraya.

10. Ada kata Fenomenal yg keluar dari sekjen yaitu “LEBIH BAIK KAMI DI SANKSI, daripada melanggar statuta”.
-----------
Sumber : http://m.lensaindonesia.com/2012/12/07/mou-itu-tak-melanggar-statuta.html

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun