Han pagi ini aku ingin bercerita pada Mu. Sengaja aku bangun sepagi mungkin sedini mungkin. Tak seperti biasa. Aku begitu merasa lelah dan penat perlahan menggerogoti tubuhku. Han begini aku benar – benar ingin bercerita pada Mu. Seperti biasa sebatang rokok untuk Mu. Yeah sebagai teman mendengar celotehan ngawur dariku. Sejujurnya aku malu Han hanya bisa memberi Mu sebatang rokok. Maklumilah aku belum punya cukup duit untuk yang lain. Tapi percayalah suatu saat aku memberi Mu suatu yang lebih dari itu. Langsung saja ya Han. Begini. Hari ini, hari pertamaku Han. Hari pertamaku pasca dia meninggalkanku. Sebenarnya aku sudah berbicara pada hatiku. Sungguh, jujur, jelas dan tegas. Berbicara tanpa dusta. “ Bertahan ya.. meski terlihat gamblang dia meninggalkanmu, di sana bersama perempuan baru itu” aku sudah berujar begitu Han. Ke Hatiku. Apa Kau tau Han? Hatiku menjawab begitu tegas namun terdengar samar. “ Iya. Kau pemimpi bukan?? Aku masih terlalu kuat untuk berdiri lagi,, saat jatuh”.