Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Menuju Menjadi Sukses di Usia Muda Sebagai Seorang Profesional di Lingkungan Elektromedis

31 Oktober 2024   14:41 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:53 108 3
A. Etika Profesi dalam Elektromedis
Etika profesi merupakan seperangkat prinsip moral yang menjadi panduan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab di tempat kerja. Dalam bidang elektromedis, etika profesi mencakup tanggung jawab untuk memastikan keselamatan pasien, kerahasiaan informasi, integritas dalam bekerja, dan menghormati hak-hak pasien serta rekan kerja. Seorang elektromedis yang memiliki etika profesi akan selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pasien, menjaga kerahasiaan informasi, dan bekerja dengan penuh integritas. Hal ini tidak hanya membuat pekerjaan lebih mulia tetapi juga menambah kepercayaan masyarakat terhadap profesi ini. Etika profesi juga menuntut seorang elektromedis untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilannya. Mengingat perkembangan teknologi yang sangat cepat, seorang profesional harus selalu siap belajar agar tetap relevan dan kompeten. Hal ini mencerminkan sikap tanggung jawab dan komitmen terhadap profesinya.

B. Profesional dalam elektromedis
Sebagai seorang profesional di bidang elektromedis, peran utama adalah menjaga peralatan kesehatan berfungsi dengan baik dan aman. Tanggung jawab besar ini berkaitan langsung dengan keselamatan pasien. Ini adalah profesi yang menantang namun penuh arti, di mana tidak cukup hanya mengandalkan pengetahuan teknis. Diperlukan semangat untuk terus belajar, kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, serta tekad untuk berkembang secara pribadi.

C. Profesionalisme dalam Elektromedis
Profesionalisme dalam elektromedis berarti menjalankan pekerjaan dengan kualitas terbaik, bertanggung jawab, serta memiliki sikap yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan. Seorang elektromedis profesional tidak hanya ditandai oleh pengetahuan teknisnya tetapi juga oleh bagaimana ia menghadapi masalah, berkomunikasi dengan tim medis, serta memberikan solusi yang efektif dan efisien. Selain itu, sikap profesional juga mencakup kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan, beradaptasi dengan berbagai situasi, dan mempertahankan standar kerja yang tinggi. Profesionalisme ini akan membawa seseorang pada kesempatan yang lebih besar untuk berkembang dalam karirnya karena memberikan kesan yang baik kepada atasan dan rekan kerja.

D. Menuju Kesuksesan Lewat Ciri Pribadi Berkembang
Kunci utama untuk sukses dalam elektromedis adalah karakter yang kuat. Berikut adalah ciri yang harus di kembangkan:

Sikap mental positif, tanggung jawab, obyektif, kendali diri, ketegasan, dan tenggang rasa adalah serangkaian sikap yang sangat esensial untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis, sekaligus membentuk individu yang profesional. Seseorang dengan sikap mental positif akan senantiasa memandang setiap situasi dengan optimisme dan percaya bahwa setiap masalah memiliki solusi, yang membuat mereka tetap termotivasi dalam menghadapi berbagai tantangan. Mentalitas ini sangat berpengaruh pada ketekunan, sebab individu yang berpikiran positif tidak mudah menyerah dan terus gigih mencari jalan keluar saat menghadapi rintangan. Dalam pekerjaan, mental positif juga membantu menjaga konsistensi kinerja, karena seseorang tetap bersemangat bahkan dalam situasi yang penuh tekanan.

Selain itu, sikap tanggung jawab menjadi cerminan kedewasaan dan integritas dalam menerima tugas dan menyelesaikannya dengan baik. Seseorang yang bertanggung jawab selalu memastikan pekerjaannya selesai sesuai standar dan tepat waktu, tanpa menyalahkan orang lain jika terjadi hambatan. Sikap ini menjadikan individu sebagai rekan yang dapat diandalkan dan membuatnya dipercaya dalam menangani berbagai tugas penting. Kemudian, sikap obyektif membantu seseorang berpikir rasional, tanpa dipengaruhi emosi atau preferensi pribadi, sehingga keputusan yang diambil didasarkan pada fakta yang logis dan data yang sahih. Obyektivitas ini sangat krusial dalam pekerjaan, terutama dalam memastikan solusi atau keputusan yang diambil tepat dan tidak memihak, menjaga profesionalisme dalam segala situasi.

Kemampuan mengendalikan diri juga menjadi aspek penting untuk menjaga hubungan profesional yang baik. Kendali diri membuat seseorang mampu mengelola emosi dan menghindari reaksi impulsif, terutama dalam situasi stres atau konflik, yang sering kali muncul di dunia kerja. Sikap ini membantu individu tetap tenang dan berfokus pada penyelesaian masalah ketimbang terjebak dalam emosi negatif. Kendali diri juga menjadi bukti kedewasaan dan profesionalisme dalam bersikap. Selanjutnya, sikap tegas mencerminkan kemampuan untuk membuat keputusan dengan cepat dan percaya diri. Orang yang tegas mampu menyampaikan pendapat serta tindakan mereka dengan jelas, dan bersedia mengambil tanggung jawab atas pilihan yang dibuat. Ketegasan ini sangat penting dalam pekerjaan karena mempermudah penyelesaian masalah dengan cepat dan efisien, serta menunjukkan kualitas kepemimpinan yang sangat dihargai dalam lingkungan profesional.

Terakhir, tenggang rasa menambah kualitas kepedulian terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, termasuk kemampuan mendengarkan serta memahami perspektif yang berbeda. Tenggang rasa sangat berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, di mana setiap orang merasa dihargai dan dapat berkolaborasi dengan nyaman. Dalam suasana yang saling menghargai ini, anggota tim dapat bekerja sama dengan lebih efektif, menciptakan suasana yang positif, dan meningkatkan produktivitas bersama. Keterampilan ini menciptakan hubungan kerja yang kuat dan memungkinkan pencapaian tujuan bersama, serta mengembangkan kepercayaan di antara rekan kerja.

E. Kebiasaan Efektif Menuju Kesuksesan

Untuk menjadi efektif dalam profesi elektromedis, penting untuk mempelajari kebiasaan yang mendukung kesuksesan. Berikut adalah penerapan kebiassan efektif yang dapat dipelajari:

Dalam bidang elektromedis, penerapan kebiasaan efektif tidak hanya meningkatkan kinerja individu tetapi juga menjamin keselamatan pasien dan keandalan layanan kesehatan. Kebiasaan pertama, menjadi proaktif, mengajarkan tenaga elektromedis untuk selalu mengambil inisiatif dan tidak menunggu sampai masalah terjadi. Seorang teknisi elektromedis yang proaktif akan melakukan pemeriksaan rutin dan pemeliharaan preventif terhadap peralatan medis. Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan, potensi masalah dapat terdeteksi lebih awal, sehingga mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius dan mengurangi risiko gangguan operasional pada rumah sakit. Hal ini berkontribusi langsung pada efisiensi dan efektivitas kerja, karena peralatan tetap berfungsi dengan baik dan mendukung jalannya diagnosis serta pengobatan tanpa kendala teknis.

Kebiasaan kedua, yaitu "mulai dengan akhir dalam pikiran," penting dalam bidang elektromedis yang sangat bergantung pada keakuratan dan keselamatan pasien. Dengan memiliki visi jangka panjang, seorang tenaga elektromedis selalu memprioritaskan keselamatan pasien dalam setiap tindakan, mulai dari perawatan, perbaikan, hingga pengaturan peralatan. Dengan berfokus pada tujuan utama yaitu keselamatan dan kesejahteraan pasien, tenaga elektromedis dapat memastikan bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan akan mendukung hasil yang terbaik bagi pasien. Misalnya, memastikan alat-alat diagnostik memberikan hasil yang akurat dan peralatan terapi bekerja secara optimal merupakan bagian dari pemikiran ini, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Kebiasaan "dahulukan yang harus didahulukan" juga merupakan kunci dalam dunia elektromedis, karena tenaga elektromedis harus mampu mengatur prioritas dengan efektif. Dengan menyusun prioritas yang tepat, teknisi dapat memfokuskan perhatiannya pada peralatan yang paling kritis terlebih dahulu, misalnya alat-alat yang diperlukan di ruang gawat darurat atau ruang operasi. Dalam kondisi di mana ada beberapa tugas yang bersamaan, perbaikan alat-alat yang sangat diperlukan untuk penanganan pasien harus diutamakan. Kebiasaan ini membuat pekerjaan lebih terstruktur, mengurangi risiko kelalaian, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan karena setiap tugas yang diselesaikan sesuai urutan kepentingannya.

Selanjutnya, "berpikir menang-menang" adalah kebiasaan yang membangun kerja sama harmonis dalam lingkungan kerja elektromedis. Sikap ini menekankan bahwa setiap keputusan atau solusi yang diambil harus memberi manfaat kepada semua pihak yang terlibat. Misalnya, seorang teknisi elektromedis perlu bekerja sama dengan tim medis, manajemen rumah sakit, dan pemasok alat-alat medis untuk memastikan bahwa peralatan selalu dalam kondisi terbaiknya. Dengan menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak, hubungan kerja semakin solid, dan kepercayaan terhadap tenaga elektromedis juga meningkat. Sikap ini juga membuka kesempatan untuk inovasi yang melibatkan masukan dari berbagai pihak, yang pada akhirnya memperkaya pengetahuan teknisi dalam menangani peralatan medis secara lebih efektif.

Kemudian, kebiasaan "berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti" berperan penting dalam menjaga kualitas komunikasi dalam profesi ini. Seorang tenaga elektromedis perlu memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik sebelum memberikan solusi. Saat ada permasalahan pada alat, penting bagi teknisi untuk mendengarkan keluhan atau kebutuhan dari pengguna alat seperti dokter dan perawat. Dengan mendengarkan terlebih dahulu, seorang teknisi dapat memahami konteks dan kebutuhan spesifik yang diminta oleh pengguna alat medis. Ini memungkinkan teknisi memberikan solusi yang lebih tepat sasaran dan meningkatkan tingkat kepuasan para pengguna peralatan.

Kebiasaan keenam, yaitu "wujudkan sinergi," sangat penting dalam pekerjaan elektromedis yang melibatkan banyak pihak. Sinergi mengajarkan bahwa hasil terbaik dapat dicapai melalui kerja sama. Dalam dunia elektromedis, teknisi bekerja bersama tim medis, pemasok suku cadang, dan tim teknis lainnya untuk menangani masalah yang kompleks. Dengan kolaborasi yang efektif, setiap orang dapat memanfaatkan keahlian masing-masing, mempercepat penyelesaian masalah, dan menghasilkan solusi yang lebih inovatif. Misalnya, ketika ada kerusakan serius pada peralatan, tim teknisi dapat berkonsultasi dengan pemasok atau produsen alat untuk mendapatkan dukungan teknis yang tepat, sementara tim medis memberikan masukan mengenai pengaruh kerusakan terhadap proses medis. Sinergi ini tidak hanya mempercepat proses perbaikan, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pasien.

Terakhir, kebiasaan "asahlah gergaji" atau pembelajaran berkelanjutan merupakan pilar utama dalam profesi elektromedis yang terus berkembang. Teknologi medis mengalami perkembangan pesat, dengan inovasi baru yang hadir setiap waktu. Oleh karena itu, seorang tenaga elektromedis harus terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan, baik melalui pelatihan, seminar, atau sertifikasi tambahan. Dengan terus belajar, maka seorang tersebut tidak hanya meningkatkan kompetensi profesional tetapi juga memastikan bahwa mereka selalu siap untuk mengelola peralatan medis terbaru dengan efisien. Pembaruan pengetahuan ini membuat tenaga elektromedis tetap relevan dan dapat memberikan layanan yang terbaik, sekaligus menjaga keamanan dan kualitas layanan medis yang diberikan.

F. Pentingnya Soft Skills dalam  Elektromedis

Selain keterampilan teknis, soft skills juga sangat penting dalam mendukung kesuksesan dalam profesi ini:

1. Inter-personal skills dalam elektromedis mencakup keterampilan yang berkaitan dengan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Komunikasi yang efektif sangat penting agar teknisi dapat menjelaskan masalah teknis kepada rekan medis dengan jelas. Kerja tim menjadi kunci dalam mencapai tujuan bersama di lingkungan multidisipliner. Empati dan kepedulian diperlukan untuk memahami perasaan pasien dan rekan kerja, menciptakan lingkungan yang positif. Dengan keterampilan ini, hubungan kerja diperkuat, dan hasil kerja tim menjadi lebih baik.

2. Intra-personal skills dalam profesi elektromedis mencakup kemampuan individu untuk memahami dan mengelola diri sendiri. Kesadaran diri sangat penting untuk mengenali kekuatan dan kelemahan, sehingga teknisi dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Pengendalian diri diperlukan untuk mengelola emosi dan stres dalam situasi kerja yang menantang. Motivasi diri menjadi kunci untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi medis yang berkembang. Dengan keterampilan ini, individu tidak hanya meningkatkan kompetensi pribadi tetapi juga berkontribusi pada kesuksesan tim dan institusi.

3. Ekstra-personal skills dalam elektromedis mencakup keterampilan yang berkaitan dengan interaksi dengan komunitas dan jaringan profesional. Networking penting untuk membangun koneksi dan memperbarui pengetahuan melalui kolaborasi di asosiasi atau seminar. Kemampuan presentasi dibutuhkan untuk menyampaikan ide dan hasil dengan jelas kepada audiens dalam rapat atau konferensi. Keterampilan negosiasi membantu mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, memastikan ketersediaan sumber daya yang optimal. Dengan ekstra-personal skills ini, teknisi elektromedis dapat meningkatkan pengembangan karier dan efisiensi kerja.

G. Kesimpulan

 Sukses di bidang elektromedis membutuhkan perpaduan antara keterampilan teknis, etika profesi, profesionalisme, kebiasaan efektif, dan soft skills. Teknisi harus memiliki pengetahuan mendalam serta integritas, tanggung jawab, dan komitmen. Dengan etika profesi, kepercayaan dan keselamatan pasien terjaga, sementara sikap profesional dan adaptif meningkatkan kualitas layanan. Menerapkan kebiasaan efektif dari "The 7 Habits of Highly Effective People" membantu teknisi bekerja lebih efisien dan kolaboratif. Soft skills seperti komunikasi dan kerja tim juga penting untuk interaksi yang harmonis. Dengan menguasai semua ini, elektromedis muda dapat mencapai kesuksesan lebih cepat dan berkontribusi pada peningkatan layanan kesehatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun