Terkadang aku iri juga sama orang-orang yang naik mobil pribadi, enak bener mereka, nyaman, sambil mendengarkan musik plus AC mobil yang sejuk ditambah wewangian, seakan tanpa beban, Â sementara di atas bus kota yang ada AC alami plus polusi bikin sesak napas. Sesekali asap rokok mengepul dari bapak paruh baya disebelah cewek cantik tanpa peduli orang tergangu atau tidak dengan asap rokok itu. Pokoknye mak nyos.
Seru. itulah yang kurasakan setiap waktu, dan pada setiap halte ketika orang-orang berebut untuk turun atau naik karena takut ketinggalan atau terlambat masuk kerja atau terlambat mencari sasaran buat dicopet. oh.... ternyata Jakarta tidak sebagus dan semudah yang aku bayangkan sebelumnya dikampung dulu, jalanannya yang berlubang-lubang, susahnya mencari peluang , yang ada hanya polusi, macet dan macet.
HIDUP DIANTARA HIDUP
Ingin rasanya berteriak atau memaki-maki para koruptor, sambil dilempari telur busuk ketika koruptor  itu muncul di TV sambil tersenyum manis dengan pakaian necis seakan tanpa bersalah, sementara dijalanan anak-anak kecil atau para jompo mengais rejeki tanpa lelah meskipun beresiko tinggi karena harus berbaur dengan kesemrautan lalu lintas. Tapi, inilah hidup, penuh dinamika dan problematika.