Mohon tunggu...
KOMENTAR
Seni

Tap-Tap, Penggambaran Live TikTok Pentas Hae Theater Semarang

14 Oktober 2024   14:35 Diperbarui: 14 Oktober 2024   14:35 196 2

SEMARANG - Fenomena live streaming atau  penyiaran konten video via internet yang disiarkan secara realtime melalui platform tertentu, telah mewarnai seluruh dunia. Salah satunya, live streaming melalui aplikasi media sosial TikTok.

Namun saat live streaming ada pula yang rela menabrak norma, dan etika. Realitas ini disajikan Hae Theater dalam pementasan berjudul Tap-tap, di Auditorium RRI Semarang, Sabtu (12/10/2024) malam.

Lakon ini mengambil inspirasi dari maraknya live streaming yang masyhur belakangan melalui TikTok.

Disutradarai Bagus Taufiqurrahman dengan naskah ditulis Anton Sudibyo, pagelaran ini mencuplik fragmen kehidupan berupa fenomena live streaming pada tahun 2022-tahun 2024. Di mana kegiatan ini mampu menjadi tren hampir di sebagian besar kalangan masyarakat, terutama mereka yang emoh dibilang ketinggalan zaman.

Pementasan dibuka dengan live streaming Ali Pincang, yang diperankan Khoirul Asyhar. Ali membacakan penggalan salah satu puisi karya Wiji Thukul Satu Kata Lawan. Beralih live streaming berikutnya adalah gadis muda Nuraini, diperankan Ainaya Shafira. Nuraini seolah berinteraksi dengan netizen perihal kandasnya kisah asmara.

Di panggung sisi kiri, Gus Khodam yang diperankan Akrom Hazami, melakukan siaran langsung juga dengan membacakan khodam permintaan dari netizen. Mbok Dodok, diperankan Puan Ning sukses melakukan live kegiatan mandi disertai wajah memelasnya. Terakhir, live dibawakan oleh Gaplek, yang diperankan Heri Irfani dengan gayanya berjualan aneka akik.

Kegiatan yang dibahasakan oleh Sambodo, diperankan Mahran Nazih, sebagai aktivitas mengemis online, memang meresahkan. Sambodo, mahasiswa sekaligus aktifis kampus tak rela jika Mbok Dodok, dan kakaknya yaitu Rani, diperankan Regina Manna Zoet Viola N, ikut-ikutan live streaming.

Tak heran jika saat Sambodo masuk panggung, marah yang menyala di dadanya, langsung dimuntahkan. Rani dan Mbok Dodok yang sedari tadi telah di panggung, menjadi sasaran keluhan Sambodo. Mbok Dodok hanya sabar melihat amarah anaknya yang merupakan buah hatinya dengan Subroto, almarhum suaminya.

Rani, sebagai kakak, jelas tidak terima dengan ucapan adiknya tersebut. Rani merasa apa yang disampaikan Sambodo terhadap dirinya maupun sang ibu, tidak benar. Justru menurut Rani, Sambodo bukanlah anak yang mampu menolong ekonomi keluarga yang sedang terpuruk.

Dedi, diperankan Abdul Rochim, menjadi sasaran amarah Sambodo. Dedi merupakan putra almarhum Sukma Wijaya, sosok yang disangka penjeblos bawahannya Subroto akibat kasus korupsi. Dedi ditemani tenaga administrasinya Andini, diperankan Ajeng Ratnasari, menjadi bos dari para live streamer.

Live Streaming yang Serba Palsu

Pementasan ini diproduksi oleh Hae Theater dengan dukungan dari sejumlah pihak, sukses digelar.

"Tap-Tap bercerita tentang fenomena live streaming yang marak berkat popularitas TikTok pada 2-3 tahun belakangan," Anton Sudibyo, penulis naskah Tap-Tap, mengatakan.

Anton menilai tren live streaming kian digemari karena menawarkan pendapatan besar. Namun problemnya, demi kesejahteraan instan ini, sebagian live streamer sengaja menabrak etika dan norma. Bahkan, menurutnya, mereka tak ragu melakukan manipulasi dan berbohong demi membikin konten viral dengan jumlah 'like' tinggi.

"Tapi apa mereka bisa begitu saja disalahkan? tanya Anton Sudibyo. "Terutama ketika pemerintah tak cakap dalam memberi literasi yang benar."

"Pun pemerintah juga tak mampu memberi lapangan pekerjaan yang membuat mereka keluar dari garis kemiskinan," lanjut Anton. "Inilah yang terjadi sekarang."

Kisah ini ditulisnya dengan menyertakan masalah yang lebih kompleks yaitu latar belakang para live streamer-nya. Yaitu persoalan hukum.

Subroto, suami dari Mbok Ndodok, sekaligus ayah dari Rani dan Sambodo, terjerat kasus korupsi. Kisah pilu itu diketahui semuanya oleh sopir keluarga, Agus Sukamto atau Gus Khodam. Subroto di ujung harinya sempat berpesan agar cerita tentang korupsi, tentang Sukma Wijaya, tidak diceritakan ke anggota keluarganya. Subroto selaku sekretaris dinas, tak ingin keluarganya terancam nyawanya. Subroto meninggal dunia dengan status yang disandangnya adalah koruptor.

Terjeratnya Subroto membuat keluarganya terkena imbas. Anggota keluarga jatuh miskin. Mereka yang semula tinggal di rumah besar nan megah, harus tinggal di bedeng. Agus Sukamto pun tetap setia mendampingi keluarga Subroto sebagai bentuk pembalasan budi baik keluarga dan ketidaktegaannya meninggalkan keluarga Subroto.

Di panggung, konflik merucing seiring terbukanya kedok para live streamer tersebut. Sambodo membuka jatidiri Gus Khodam, Nuraini, dan Gaplek. Tentu saja, hal itu sama saja mematikan pekerjaan mereka, termasuk membuntu jalan pendapatan Mbok Ndodok dan Rani.

Semua orang marah besar dengan Sambodo. Andini yang sempat difitnah sebagai pembuka kedok jatidiri live streamer, serta Dedi, murka. Sambodo dan Dedi terlibat percekcokan besar. Hingga itu membuat Mbok Ndodok kaget luar biasa atas kenyataan. Hingga menyebabkan Mbok Ndodok sedih.

Melihat situasi keruh dan ibundanya tersengal-sengal, Sambodo meradang. Hampir saja, Sambodo memukul Dedi. Rani seketika menampar pipi Sambodo agar tidak menuntaskan dendamnya.

Amarah Sambodo mereda dan situasi meredam ketika Mbok Ndodok sekarat. Tangis pilu dan penyesalan Sambodo untuk menjadi anak baik terucap saat nyawa ibunda hampir melayang.

Penampilan para aktor di lakon ini patut diapresiasi. Sebab tidak mudah menghadirkan suasana live streaming yang tak bersekat dari panggung. Penonton disuguhkan dengan adegan komedi natural, pencahayaan, tata suara dan musik bertempo dinamis juga mampu membawa suasana panggung.

Panggung yang digelapkan usai meninggalnya Mbok Ndodok dan suara tangisan menyayat para aktor, sempat membuat penonton mengira pertunjukan sudah usai. Namun tiba-tiba, para live streamer tampil melalui video dengan peran berbeda dari biasanya.

Gus Khodam live streaming menjadi pengajar ngaji huruf hijaiyah. Nuraini live menjadi penjual bahan bangunan. Gaplek, Ali Pincan dan teman-temannya melakukan live dengan goyang yang sedang tren di TikTok.

Tepuk riuh penonton membahana dari seluruh penjuru gedung. Para penonton didominasi oleh teaterawan, akademisi, para pelaku seni dan masyarakat kalangan lain mengapresiasi pementasan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun