Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

ISL Masa Lalu, LPI Masa Depan

2 Januari 2011   13:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:02 171 0
Saling klaim, saling tuding dan saling menunjukkan pencitraan. Itulah yang terjadi di PSM. Klub tertua di tanah air karena berdiri sejak 1915. PSM jadi perbincangan hangat di kalangan sepakbola lantaran keputusannya mundur dari kompetisi resmi Liga Super Indonesia (ISL). Kecewa dan terus merasa "dikerjai" wasit, PSM memilih ke kompetisi tandingan, Liga Primer Indonesia (LPI). Dimulai dari pengunduran diri ramai-ramai badan pengelola PSM. Ketua Umum PSM, Ilham Arief Sirajuddin kemudian memberikan kesempatan kepada pemerhati sepakbola di daerah ini untuk melanjutkan PSM bertahan di ISL.  Belum cukup sepekan sebagai batas waktu, tiba-tiba muncul nama Kadir Halid. Mantan manajer PSM musim lalu itu bersedia mengambil-alih PSM. Nama-nama lain juga bermunculan. Mulai dari dedengkot suporter sampai kepada anggota DPD. Ilham tetap berkelit, tak mau menyerahkan PSM kepada mereka yang pernah dianggap gagal mengelola PSM. Seperti diketahui, Kadir Halid mundur dari manajer di pertengahan musim 2009/10 karena disharmonisasi dengan tim. Polemik tidak berhenti di situ. Tokoh-tokoh yang pernah bersentuhan dengan PSM ikut berkomentar dan menegaskan PSM tidak boleh mundur dari ISL. Belum usai, datang lagi pernyataan dari Badan Liga Indonesia (BLI) yang bakal mengambil alih PSM. Namun belakangan, Direktur BLI, Andi Darussalam (ADS) mencabut pernyataan tersebut dan memutuskan PSM beserta dua tim lainnya, Persibo Bojonegoro dan Persema Malang harus degradasi ke Divisi Utama. Kejelasan BLI dan PSM mulai terlihat. Kini PSM harus berurusan lagi dengan PSSI. Lagi-lagi, Kadir Halid sebagai Ketua Pengprov PSSI Sulsel terus berkoar akan menyelamatkan PSM.  Namun apa daya, sesuai dengan AD/ART organisasi PSM, 26 klub pemilik PSM telah memberikan mandat kepada Ketua Umum PSM untuk menentukan masa depan PSM. Di tim PSM, perbedaan juga muncul. Merger dianggap solusi, namun ada beberapa pemain yang menolak hengkang ke LPI.  "Sudahlah ISL itu masa lalu, kita tatap LPI sebagai kompetisi masa depan. Mudah-mudahan prestasi Indonesia bisa lebih baik," terang Ilham, dalam beberapa kesempatan. PSM kata dia berani pasang badan untuk melawan arus PSSI yang tidak menghendaki ISL tetap utuh. Mundurnya beberapa klub ISL harus menjadi intropeksi bagi PSSI. Bahkan Ilham berani pasang badan dengan guru poliknya selama di Golkar. Ilham pernah sangat dekat Nurdin Halid karena sama-sama terlibat di PSM era Superliga edisi VI dan VIII. Tahun 2011, banyak momen akan terjadi. Change The Game. Itulah perubahan sepakbola yang bakal terjadi. Tahun 2011 adalah tahun perubahan bagi sepakbola nasional. Gelombang baru telah datang. Tanda-tandanya telah tumbuh di tahun 2010 dan bakal menyeruak untuk mewarnai momen-momen penting di tahun 2011. Perubahan kerapkali memakan anak kandungnya sendiri. Maka banyak orang menghadapi perubahan dengan sikap gamang. Setidaknya ada dua agenda penting perubahan untuk sepakbola di tanah air.Pertama, LPI dan kedua soal Kongres PSSI.  Ini pula yang akan menentukan perjalanan PSM.  Obsesi PSM untuk berkembang terlihat amat besar. Lihat saja, materi PSM dianggap sebagai materi terbaik diantara 18 klub peserta LPI lainnya. PSM dianggap pencetus pembenahan sistem kompetisi yang amburadul. PSM-lah yang serius memerangi praktik suap terhadap wasit. Sebab, kinerja wasitlah yang kerap memicu kerusuhan di lapangan. Layakkah PSM ke kompetisi LPI?. Ya, PSM tidak kemana-kemana, tidak biru, tidak pula kuning. PSM tetap berwarna merah. PSM tetap ada dimana-mana. Tetap di hati kita sebagai klub kebanggaan warga Sulsel.(ullah)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun