Kondisi ini dialami oleh keluarga Madlupi (40) dan Saiyah (65). Untuk BAB, mandi dan cuci pakaian mereka hanya mengandalkan WC yang terbuat dari kayu bambu dipasang di pinggir samping halaman rumahnya beralas karpet dan ditutupi karung bekas yang jauh dari layak.
WC dengan kondisi tersebut tentu bisa mengancam keselamatannya. Terutama gangguan binatang buas, belum lagi jika hujan akan menjadi masalah lantaran tidak ada penutup atau atapnya.
"Selama ini hanya WC itu yang kami pakai, kalau malam yah tetap kami pakai WC itu, kadang takut ada binatang buas atau kalau hujan licin sering terpeleset karena gak ada atap," kata Madlupi saat dikonfirmasi awak media.
Madlupi bekerja sebagai kuli serabutan memiliki tanggungan tiga anak yang masih sekolah. Kedua anak berinisial (Wa) dan (Ma) duduk di tingkat SMP. Satu lagi berinisial (La) masih duduk di SD. Dengan hidup yang serba kekurangan Madlupi belum mampu membangun WC yang layak.
"Untuk makan saja kami susah apalagi mau buat bangun WC yang bagus," tambah Madlupi.
Sedangkan Saiyah orang tua Madlupi sehari-hari harus menjalani kehidupan di kursi roda yang terbuat dari papan seadanya. Karena mengalami sakit kelumpuhan usai kecelakaan sekira dua tiga bulan lalu, ia menjalani perawatan dirumah lantaran tidak mampu untuk membiayai berobat di rumah sakit.
"Kalau orang tua (Saiyah) sehari-hari sejak kecelakaan itu saat ini pakai kursi roda (terbuat dari papan), udh gak bisa jalan lagi kalau mau mandi BAB iya digotong aja," sambung Madlupi.
Sudah bertahun-tahun Madlupi dan keluarganya mengalami kondisi ini, Dia mengaku pernah dikunjungi aparat pemerintah hampir setahun lalu. "Dulu pernah dikunjungi orang berseragam pemerintah di foto dan ditanya-tanya, gak tau sampe sekarang gak ada bantuan yang turun," sambung Madlupi.
Madlupi mengaku hanya bisa menerima kondisi ini dengan ikhlas dan sabar. Namun dia juga berharap mendapatkan bantuan pembangunan WC dan kebutuhan pengobatan orang tuanya dari pemerintah agar meringankan beban hidupnya.
Sementara, Kepala Desa Benda Sanuki Soleh saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp belum ada tanggapan. Hingga berita ini ditayangkan awak media masih berusaha mendapatkan jawaban dari pihak Pemerintah.