seperti yang kau sebut pada gatra kedua dhandanggula tlutur,
 lalu kau bertanya, apakah aku ingin mendengarnya,
 ya, aku ingin mendengarnya lagi, lagu ngilu itu,
 kali ini bukan sebagai pengiring kekalahan,
 melainkan pengingat akan sebuah keyakinan,
 bahwa sesuatu yang lahir dari perenungan panjang,
 tetap mampu bertahan, melintas dari telinga ke telinga,
 terjaga dalam benak orang-orang yang masih punya cita rasa,
 akan nilai-nilai warisan yang amat berharga,
 meski sudah ratusan tahun lamanya.