ingin mampir mengucap salam rindu kepada hari rabu,
 yang pernah tampak cantik mengenakan baju batik
 berwarna kuning hijau, dibawah langit yang biru.
 Jam lima sore sudah lewat,
 ia melintas diatas kampungmu,
 memantulkan sinarnya di sungai keruh,
 lalu menulis sajak tentang kangen yang sedang kumat.
 Jembatan mulai ramai para pekerja pulang,
 aku terjebak di tengah-tengah bau keringat buruh,
 yang sudah lelah seharian bekerja dipabrik,
 rela diperas tenaga dan waktunya oleh juragan,
 untuk ditukar dengan jaminan hidup sebulan.
 Sedangkan aku adalah pengangguran berlabel mahasiswa,
 yang ada diantara mereka, melintas di jalan yang sama,
 menuju rumah untuk memulihkan pikiran.