Penulis mengamini pernyataan beliau. Pemimpin haruslah orang yang bisa dipegang kata2 dan janji2nya. Kalau tidak demikian semua janji2 yang terkemudian hanyalah bualan2 yang tanpa arti. Kalau janji yang dulu saja diingkari dengan mudah, atas dasar apa dia kemudian membuat banyak janji-janji baru?