Ketika teman-teman saya yang di Jakarta bertanya dimana saya tinggal dan saya jawab Timika, maka komentar dan pertanyaan lanjutan mereka adalah " Jauh amat di Papua. Tidak takut tinggal  di sana?" Menurut saya tidak ada yang perlu ditakutkan. Bahkan bagi saya hidup di Jakarta lebih menakutkan. Hidup di Timika jauh lebih nyaman dan aman sekalipun fasilitas kenyamanan  seperti di ibukota tidak ada. Saya dan keluarga tidak perlu hidup di dalam kemacetan yang parah atau banjir yang cetar membahana badai atau ancaman perampok atau pencopet seperti di Jakarta. "Tapi Papua kan sering perang sukudan sering terjadi penembakan?" Kalau perang suku sepertinya  masih menjadi budaya dari sebagian orang-orang Papua. Namun tidak ada yang perlu ditakuti selama Anda tidak melakukan kejahatan dan tidak berkeliaran membawa senjata. Mungkin masih lebih serem front-front alias ormas-ormas yang ada di Jakarta yang melakukan sweeping, atau para supporter bola yang menggila karena tim nya kalah. Orang-orang papua walaupun masih mengenal perang suku tetapi mereka umumnya cinta damai. Mereka hanya menuntut keadilan, walaupun agak berat tuntutan tersebut. Setelah perang usai, dimana mata ganti mata, gigi ganti gigi atau nyawa ganti nyawa selesai, mereka melakukan pesta perdamaian yang diiringi dengan bakar batu. Bakar Batu
KEMBALI KE ARTIKEL