"Praaang..!!" Astaghfirullahal'adzim, bisikku. Sesaat jantungku serasa berhenti berdetak. Dengan putus asa aku menatap pecahan kaca bening di hadapanku. Vas bunga dari kaca setinggi nyaris 1 meter itu kini hancur berkeping-keping. Lantai pun basah oleh air sabun yang seketika tumpah. Mendengar suara gaduh di belakang, Tacik Sabrina menghampiriku. "Aduh, maaf Cik.. Nggak sengaja..," ucapku buru-buru. "Pecah ya..? Nggak pa-pa.. Biasa kok, kalo baru hari pertama. Tanganmu ada yang luka?" reaksi perempuan setengah baya yang masih terlihat cantik ini sungguh di luar dugaanku. Alih-alih panik dengan vas bunganya yang pecah, beliau justru mengkhawatirkan aku. Sungguh majikan yang baik.
KEMBALI KE ARTIKEL