Dari cara-cara seorang muslim seperti diatas, Islam yang sesungguhnya bisa dibilang untuk pertama kalinya lahir, karena pengaruh lingkungan sekitar, terutama pengaruh keluarga yang sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Coba bayangkan saja andai kata orang-orang terdekat kita (dalam hal ini adalah keluarga) merupakan seorang yang menganut umat kristiani, apakah sejak lahir kita akan mendengar suara-suara nyaring muadzin yang begitu merdu dikuping kita, tentu tidak. Yang ada kita pasti akan mendengar gemerincing lonceng gereja dengan pujian-pujian yang mengagungkan Yesus yang Maha Kasih dikuping kita, atau seandainya keluarga kita adalah seorang Budha, pastinya cuma percikan air suci yang akan menyalir di wajah kita.
Agama Islam yang ada saat ini, merupakan agama turun-temurun nenek moyang kita dahulu. Kita bisa tengok saudara-saudara kita yang masih tetap bertahan di pedalaman hutan sana, karena nenek moyang mereka sejak dulu menganut kepercayaan kuno, anak cucunya dan keturunan mereka pasti akan menganut kepercayaan yang sudah dianut terlebih dahulu oleh nenek moyang mereka, hal ini tidak beda jauh sama orang-orang arab jahiliyah dulu, mereka masih mempertahankan kepercayaan kuno dari pada mendengarkan ceramah Muhammad yang dianggap telah menyeleweng dari kepercayaan mereka. Mereka menganggap Islam adalah agama yang aneh, karena ketidak rasionalitasannya. Karena dalam Islam masih banyak hal-hal yang sulit dijangkau oleh akal sehat, seperti Tuhan itu siapa,bagaimana bentuknya,dan dimanakan Tuhan berada.
Selama ini kita cuma bisa ikut-ikutan terpengaruh oleh lingkungan sekitar kita, yang membentuk diri kita sendiri. Dalam Islam pun demikian, sejak kecil kita sudah disuguhin berbagai ritual-ritual keagamaan dan pujian-pujian tentang Tuhan yang sebenarnya, apa arti hakekat semuanya itu belum tentu kita tahu. Seperti salat itu untuk apa seh? Shalawat-shalawat itu apa gunanya? Ataupun puasa yang sering kita kerjakan itu apa sih manfaatnya?
Kita biasanya melakukan semuanya itu karena dorongan dari orang-tua kita atau bahkan paksaan dari mereka, seperti jika kita tidak mengikuti pengajian di sebuah TPQ atau jika kita tidak mau sekolah di Institusi Pendidikan yang berbau islam, seperti Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, ataupun pondok pesantren, kita akan merasa takut karena marahan atau ketidak senangan dari orang tua.
Nah, hemat saya Islam yang saya rasakan saat ini adalah Islamyang belum 100% atas keyakinan diri sendiri juga Islam yang belum bersumber dari hati nurani. Islam saya, saat ini dan bahkan mungkin Islam beberapa orang saat ini adalah merupakan suatu kepercayaan agama yang turun-temurun dari leluhur mereka masing-masing dan bahkan bukan merupakan Islam yang murni dari hati dan diri kita masing-masing.