Suatu kebetulan beberapa waktu ini saya sering tidak melewatkan tayangan Mega Sinetron ”Yusra dan Yumna” di salah satu stasiun televisi swasta. Kesan sebagai penonton terhadap mega sinetron produksi SinemArt telah saya tulis dan posting pula (lihat, klik di SINI dan SINI). Seorang kompasianer INI terlibat sebagai penata artistiknya.
Ada persoalan yang menarik perhatian saya dalam berbagai kisah dan konflik yang dihadirkan dalam mega sinetron tersebut, yaitu menyangkut hubungan anak dengan orangtua atau keluarganya, termasuk juga pengasuhan pengganti.
”Yusra dan Yumna” anak kembar yang terpisah akibat bencana sebagai tokoh utama yang keduanya diperankan oleh Nikita Willy, misalnya. Yusra dianggap kedua orangtuanya telah meninggal akibat terjangan tsunami. Hal ini tidak pernah diceritakan kepada orang lain termasuk kepada Yumna dan seakan menjadi rahasia keluarga Rama (Teddy Syach) dengan Nirwana (Vonny Cornellya).
Yusra berhasil diselamatkan dan akhirnya tinggal bersama Eyang Layla (H. Nani Wijaya) dengan nama Shira. Ia diaku sebagai cucu dan memiliki kakak bernama Setia (Samuel Zylgwyn), yang ternyata juga terpisah dengan orangtuanya. Ibunya meninggal akibat bencana tsunami. Sedangkan Bapaknya yang bernama Arya kehilangan ingatan akan masa lalunya dan berganti nama sebagai Panji (Fathir Muchtar).
Panji menikah dengan Desi (Moudy Wilhemina) tinggal bersama dua anaknya, Raka (Rezky Aditya) dan Julio (Kevin Julio). Raka ternyata adalah anak angkat yang berusaha keras mencari tahu siapa Ibu dan Bapaknya. Sedangkan perkembangan kemudian terungkap pula bahwa Julio adalah anak angkat keluarga ini.
Raka akhirnya bisa menemukan Ibu kandungnya yaitu Ani (Tia Ivanka) yang bekerja sebagai PRT di rumah Adrian (Bobby Joseph). Orangtua Adrian sendiri mengangkat seorang anak yaitu Greta (Gisela Cindy) agar bisa berperan sebagai Cindy, anak kandung mereka yang sempat masuk rumah sakit jiwa dan kemudian menjadi bernama Mila (Jessica Mila)
Ani, ibu kandung Raka tinggal bersama anak angkat bernama Ayu (Nimas Dewantary) yang selalu menyembunyikan identitasnya lantaran malu memiliki ibu sebagai PRT. Raka kemudian tinggal bersama ibu kandungnya.
Ayu adalah teman satu gank dengan Carissa (Putri Titian) yang menjadi rival dari gank Yumna. Ia selama ini tinggal bersama ibunya, Wilma (Fera Feriska) yang menjadi single parents. Carissa juga selalu berusaha mencari tahu siapa ayah kandungnya. Ayu melihat foto Rama (ayah Yumna) di dompet ibunya Carissa, dan ia berjanji merahasiakan dengan mendapatkan fasilitas dari Wilma. Wilma lalu menggantikan foto Rama dengan foto Haris (Primus Yustisio) atasannya, yang kemudian dilihat oleh Carissa lalu menganggap sebagai ayahnya.
Ia terus mengejar dan meminta pengakuan sebagai anak dari Haris, sampai kemudian muncul Krisna saudara kembar Rama (ayah Yumna) yang memposisikan diri sebagai Rama, mengakui Carissa sebagai anak kandungnya. Hal ini mengakibatkan Carissa merasa bahwa ia juga berhak mendapatkan perlakuan yang sama seperti Yumna. Selanjutnya Rama berhasil mengambil kembali posisi dirinya dan mengembalikan Krisna ke dalam penjara. Carissa tidak mengetahui hal itu dan tetap memandang Rama sebagai Bapak kandungnya.
Haris (yang pernah menikah dengan Desi dan Desi telah menikah lagi dengan Panji) seorang pemilik perusahaan rekaman yang membesarkan karier Putri Bintang (Yumna) memutuskan untuk mengakui Raka sebagai anaknya. Selama ini, Jono (Yadi Timo) yang bekerja sebagai sopir di rumah Yumna, sebagai suami dari Ani selalu menganggap bahwa istrinya telah selingkuh dengan Haris dan melahirkan anak haram, Raka. Ia sangat membenci Ani dan Raka.
Bagaimana anda membaca latar belakang dari sosok-sosok fiktif yang dihadirkan dalam mega sinetron Yusra dan Yumna tersebut? Sangat ruwet kehidupannya? Saya kira semua akan sepakat bila dikatakan anak-anak tersebut mengalami kehidupan yang ruwet. Anak-anak yang "hilang" sebagai bagian dari keluarga yang utuh.
Sosok anak-anak itu semuanya berada dalam satu sekolah swasta elite dalam posisi sebagai murid kecuali Raka yang bekerja sebagai guru ekstra-kurikuler dan Setia yang kemudian bekerja sebagai petugas perpustakaan.
Tentu saja dalam kehidupan nyata kita tidak bisa menemukan satu kesatuan dari sosok-sosok yang saling berhubungan satu sama lainnya yang terjalin dalam masa lalu dan kekinian, dengan posisi berdasarkan ”nilai” umum dianggap menyimpang. Namun bila dilihat dari kasus per kasus, kita tentu dapat dengan mudah menemukan contoh-contoh kasus dalam dunia nyata di sekitar kita.
Sebagaimana dikemukakan di bagian awal tulisan, saya memberikan perhatian terhadap persoalan yang dialami oleh anak-anak dalam tokoh-tokoh fiktif tersebut. Tulisan ini mencoba mencermati persoalan tersebut dengan bersandar pada hak-hak anak, utamanya yang berhubungan dengan hak atas lingkungan keluarga dan pengasuhan pengganti (bersambung)
Yogyakarta, 22 Maret 2012, menjelang pergantian hari Odi Shalahuddin
_________________
Poster diambil dari SINI
Tulisan terkait:
- Mega Sinetron "Yusra dan yumna" di Mata Penonton: Klik di SINI
- Cerminan Wajah Anak Indonesia dalam "Yusra dan Yumna" (2): Anak dalam Situasi Bencana: Klik di SINI
- Cerminan Wajah Anak Indonesia dalam "Yusra dan Yumna" (3): Akta Kelahiran, Klik di SINI