Setiap memasuki bulan Mei, kata "bangkit" menjadi akrab di telinga kita. Kata bangkit bergema dari balik ruang-ruang diskusi mahasiswa, dari mulut tokoh-tokoh nasional dan pimpinan parpol, juga dari lembaran pidato-pidato pejabat negara. Namun setelah bulan Mei lewat, kata bangkit mulai redup, sayup, kemudian menghilang.
KEMBALI KE ARTIKEL