Setiap harinya, Facebook menyimpan data penggunanya sekitar 500 Terabytes. Setiap kali pengguna melakukan aktifitas update status, upload foto, melihat profile teman, dan mengirim pesan semua tercatat dan dimanfaatkan untuk menghubungkan kurang lebih 950 juta penggunanya, yang rata-rata menghabiskan waktunya sebanyak 6.5 jam per minggu untuk membuka media sosial ini.
Jay Parking, VP of Infrastructure Facebook mengatakan bahwa “If you aren’t taking advantage of big data, then you don’t have big data, you have just a pile of data”, jadi gunungan data tersebut hanyalah tumpukan sampah yang menjadi masalah besar dikemudian hari saat infrastruktur dan keberaturan data tidak difikirkan mekanisme pemanfaatannya.
Tidak dipungkiri, bahwa Facebook saat ini menjadi raksasa media sosial yang mampu mengkoneksikan ratusan juta orang di dunia maya yang sudah saling mengenal, ataupun yang belum saling mengenal, bahkan kadangkala mempertemukan teman lama yang sudah lama tak berjumpa. Kemampuan Facebook mengubah data-data pribadi menjadi interkoneksi antar pengguna inilah yang menjadi nilai andalannya sehingga bisa eksis bersaing dengan media sosial yang lainnya.
Indonesia saat ini, sudah mulai mengimplementasikan teknologi big data, walaupun masih relative sangat kecil. Bank Indonesia (BI) dalam program transformasi menuju BI 2024 salah satu tema transformasinya yaitu State of The Art Technology yaitu pemanfaatan teknologi inovatif yang akan memanfaatkan Big data untuk pengambilan keputusan dan pengelolaan kebijakan-kebijakan vital. Tentunya ini angin segar untuk kemajuan pemanfaat teknologi, bukan hanya sebagai exercise tetapi untuk kemanfaatan dan penyelesaian masalah di era data besar dan kecepatan pengambilan keputusan.(*)