Faktor utama dari cuaca ekstrem ini adalah adanya dua siklon tropis, yaitu Siklon Trami dan Siklon Kong-Rey, yang aktif di wilayah Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik Barat. Kedua siklon ini menyebabkan massa udara dari bagian selatan Indonesia tertarik menuju pusat aktivitas siklon, sehingga menghambat pembentukan awan di wilayah sekitar, termasuk Lampung. Dengan minimnya awan, langit di Lampung lebih cerah dan paparan sinar matahari lebih intens, memperparah efek panas.
Selain itu, posisi matahari yang saat ini berada dekat dengan ekuator akibat gerak semu tahunannya juga berkontribusi pada cuaca terik. Radiasi matahari lebih kuat dan langsung mengenai wilayah Indonesia, termasuk Lampung. Situasi ini diharapkan berlangsung selama beberapa hari mendatang, karena beberapa wilayah di Lampung masih berada di masa transisi dari kemarau ke musim hujan (pancaroba).
Menurut BMKG, kondisi seperti ini masih termasuk normal, meskipun suhu yang tinggi dan paparan UV yang intensif memerlukan perhatian khusus. Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan, terutama untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV yang berkepanjangan, karena paparan yang tinggi dapat menimbulkan risiko seperti kanker kulit dan penyakit lainnya.