Harapan-harapan masyarakat Jakarta yang tinggi itu memaksa gubernur Jokowi untuk angkat bicara. "Aku bukan Dewa, bahkan Dewa sekalipun dalam waktu yang singkat ini belum tentu bisa mengatasi semua masalah di DKI." Demikian Jokowi menjawab pertanyaan para wartawan. Walaupun dengan speed yang tinggi, kerja siang dan malam belum bisa memuaskan keinginan masyarakat Jakarta.
Seharusnya masyarakat Jakarta berpikir lebih realistis bahwa kurang dari satu bulan program kartu Jakarta Pintar dan Jakarta Sehat sudah dapat digunakan. Pengurangan atau pemangkasan anggaran di dinas-dinas mulai dilakukan sehingga penggunaan anggaran lebih efektif termasuk transparansi anggaran daerah dapat dilihat secara terbuka.
Mari kita berpikir tidak hanya secara idealis tetapi juga secara realistis bahwa pembangunan membutuhkan proses dan tidak sekali jadi seperti halnya cerita Rorojongrang. Bahwa Jokowi bukan Manusia Setengah Dewa. Jokowi adalah manusia biasa sama seperti kita. Jokowi bahkan mengakui bahwa ia adalah"Manusia Bodoh" saat masih menjadi wali kota Solo dimana saat itu memiliki pemikiran berbeda dengan gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Jokowi adalah manusia yang membutuhkan keikutsertaan kita dalam membangun Jakarta pintar, Jakarta Sehat, Jakarta yang berbudaya, Jakarta yang aman, Jakarta yang adil,Jakarta yang selalu lebih baik dari hari ke hari . Mari membangun Jakarta, bersama kita bisa.