Kali ini, masih pada jam yang sama putaran detik yang sedikit berbeda dan pada menit yang membuat malam semakin terkesima. Empat sudut kamar memandangku tajam dengan setia, menantiku melahirkan tulisan-tulisan dengan jariku. Meski terkulai lemah tubuhku. Terjerat roda fisik yang menjatuhkan dalam hari-hariku. Aku mesti dan berhak untuk melakukan. Aku dan karyaku ada meski peluh malam adalah air yang menghilangkan dahaga.
KEMBALI KE ARTIKEL