Ketika tidak ada penumpang yang melemparkan uang, mereka menunggu terus sambil menggerak-gerakkan kaki dan tangannya untuk terus bisa bertahan mengapung dan memandangi kami yang berdiri di sisi anjungan dgn penuh harap. Beberapa penumpang yg tadinya hanya menonton mulai tergerak hatinya, termasuk saya dan mulai melemparkan koin uang logam. Beberapa sibuk mencari di sakunya kalau ada uang logam yang tersisa. Ada yang melempar dekat, tapi ada juga yang jauh, namun anak-anak itu dengan semangatnya,berenang, mengejar, berlomba menyelam, dan ketika mendapatkan uang itu ia mengangkatnya ke atas, seakan-akan berkata : ' nih, gua dapat!'. Disinilah letaknya keseruan tontonan ini, pembuktian bagi para penonton.
Ketika ferry mulai bergerak melaut, perlahan-lahan anak-anak itu terusir oleh gelombang yang dihasilkan bibir ferry, dan makin lama makin jauh. Anak-anak itu hilang di telan pandangan. Mungkin mereka masih terus mengapung dan berenang sekaligus berharap lemparan uang-uang logam dari penumpang ferry berikutnya.
Merak, Feb 2002. (Dedicated to Whisnu Adhiguna di Doha- Qatar, teman di ferry saat kisah ini terjadi)