Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Belajar Kenegeri Cina (3) Kisah Perjalanan Saya

26 Juni 2024   20:34 Diperbarui: 26 Juni 2024   20:46 70 14
Belajarlah Ke Negeri Cina (3) Kisah Perjalanan Saya.

Baru kali ini saya ingin berbagi pengalaman saat melaksanakan studi banding ke negeri Cina. Kalau tidak salah perjalanan itu di tahun 2012. Saat itu kebetulan saya menjadi kepala sekolah di sekolah RSBI. Difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan kami dari Bali berangkat berlima.

Setelah seharian berkunjung resmi ke sekolah, keesokan hari kami mendapat kesempatan refresing kebeberapa tempat hiburan dan melihat kehidupan masyarakat di sana.

Oh ya, saya lupa menginformasikan bahwa saat kami ketemu dengan tour leader. Ternyata mereka fasih berbahasa Indonesia. Konon tidak lepas dari konflik masa lalu di negara kita, sehingga banyak diantara mereka balik kenegerinys.

Pertama yang kami kunjungi adalah pasar rakyat. Pasar rakyat di tempat itu tidak jauh beda dengan kita. Masih ada dagang keliling bawa jajanan dan buah. Saya masih ingat beli semangka yang sdh dipotong. Harganya 2,5 yen. Kalau dirupiahkan saat itu Rp. 2.500.
Selanjutnya kami melihat barang barang cendramata. Ada bermacam macam jenis. Yang unik jam tangan tangan murahan disana belinya kiloan. Kalau tidak salah harga jam tangan kisaran Rp.10.000.

Kemudian kami berkunjung kepenghasil perhiasan terutama dari mutiara. Kalau di Indonesia yang saya tahu mutiara banyak dijumpai di Lombok. Di Cina kami diperlihatkan proses budi daya mutiara mulai dari peragaan penanaman bibit  di kerang.

Selain mutiara masih yang terkenal adalah batu giok. Batu giok memang berjenis kualitas. Saya membeli yang murahan saja. Namun ada batu permata yang saya beli lumayan mahal.

Sebelum makan siang, saya melihat orang tua sedang bermain judi. Saya tanya tour leader, katanya orang orang tua yang tidak produktif masih dibolehkan judi dengan taruhan yang sangat rendah. Jadi sekedar hiburan buat mereka.

Memasuki rumah makan, yang dicari adalah masakan Indonesia. Dalam satu meja, kira kira berenam, sudah tersaji berbagai jenis hidangan. Hebatnya di meja itu ada tempat menghangatkan hidangan seperti sayur. Saat itu saya makan begitu lahap karena hidangan pas dan enak.

Di sore hari, kami diajak menikmati menelusuri sungai. Awal kita naik diujung. Menurut saya itu ujung utara. Sungai lumayan luas. Baru masuk perahu, sudah ada pedagang dari produk sungai. Saya beli ikan goreng. Rasanya gurih sekali.

Perahu terus berjalan, dan hari sudah remang remang menjelang malam. Saya belum paham apa yang akan dilihat di sungai ini. Sesaat saya tercengang. Konon sungai mulai dibendung agar perahu kita bisa berlayar. Waah..hebatnya. Memang terasa perahu terangkat. Atraksi mulai berjalan. Perahu yang ditumpangi berputar di bawah jembatan. Diorama berhiaskan lampu warna warni sangat menarik. Ditambah alunan musik Cina yang terdengar sahdu. Kami terus di bawa kesensasi perahu yang berayun.

Kemudian kami masuk ke goa diatasnya terlihat staglagtit yang berhias lampu. Terus melintasi pinggiran sungai. Sepanjang jalan dihiasi lampu dan bungan warna warni. Terakhir kami turun dipusat keramaian dimana anak anak muda utamanya bercengkrama.

Setelah kira-kira pukul 20.00 malam kami diajak kesebuah pementasan yang mengambil tempat seperti danau. Kami duduk di korsi kayu berundag seperti di stadion. Beberapa saat kemudian pertunjukan dimulai.

Mula-mula lampu penerangan dimatikan. Kemudian terdengar suara pemandu. Konon pementasan nanti berkaitan dengan sepasang kekasih. Musik mulai terdengar. Lampu-lampu lazer terlihat kerlap-kerlip dikejauhan.

Lalu terlihat lampu-lampu bergerak dari berbagai sudut. Saya tidak tahu itu lampu apa. Permainan lampu yang sangat indah seperti ada orang menggerakan. Semakin lama, lampu semakin mendekat. Barulah saya tahu bahwa lampu-lampu tadi digerakan oleh pemain yang ada dimasing-masing perahu yang bergerak sesuai skenario. Lumayan menakjubkan. Kalau di Indonesia ada pinggiran laut atau danau dibuat atraksi begini, pasti tidak kalah.Pertunjukan selesai. Para penonton meninggalkan tempat. Kami para rombongan kembali ke sekolah tempat kami menginap.

Jadi perjalanan terakhir, telah mengobati rasa lelah setelah melaksanakan perjalanan yang lumayan jauh-jauh. Jadi secara umum yang bisa saya dapatkan bahwa mereka disiplin dan pekerja yang ulet. Kendaraan seperti motor berbahan bakar minyak hampir tidak ada. Yang banyak berbahan bakar baterai.

Demikian tulisan terakhir perjalanan ke negeri Cina. Semoga ada manfaatnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun