Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Akankah Subak Menjadi Museum?

18 Juni 2024   15:42 Diperbarui: 18 Juni 2024   15:59 166 19
Akankah Subak Menjadi Museum?

Rasa takut Bali akan kehilangan Subak, rupanya beralasan. Mengapa? Jauh-jauh hari Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan sebuah bangunan Museum Subak yang sangat megah dan nampaknya belum selesai.

Menurut Wikipedia museum Subak yang terletak di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Indonesia. Koleksi Museum Subak menyajikan informasi yang berkaitan dengan sistem irigasi sawah tradisional Bali yang disebut Subak. Museum ini terletak di Kota Tabanan, Provinsi Bali. Museum ini merupakan museum khusus tentang sistem pertanian di Bali berciri khas kemandirian atas landasan kekal "Tri Hita Krana", konsep keseimbangan dari tiga penyebab kebahagiaan (Tuhan, manusia dan alam). Subak juga oleh para pemerhati budaya dikatagorikan sebagai lembaga sosial yang anggotanya terikat oleh aturan yang berlaku di organisasi Subak.

Untuk diketahui musium Subak diresmikan oleh Gubernur Bali Saat itu Prof.Dr. Ida Bagus Mantra, tepatnya 13 Oktober 1981. Alamatnya jalan Gatot Subroto II, Banjar Anyar, Kec. Kediri, Kabupaten Tabanan 82123 Bali - Indonesia.

Tri Hita Karana  berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang artinya kebahagiaan/kesejahteraan dan "Karana" yang berarti penyebab. Maka dapat diartikan bahwa Tri Hita Karana mempunyai arti"Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan".

Penulis sendiri pernah mengalami betapa subak itu organisasi ke dua di jaman itu (sekitar tahun 67an sampai 80an) setelah Banjar adat (sejenis RW) di Bali. Dengan tanah sawah yang luas, jumlah anggota subak juga sangat banyak. Jadi hampir semua KK kepala keluarga menjadi anggota Subak.

Kembali ke Hita Karana sebagai landasan Subak karena dalam praktek subak memiliki:
1. Pura (tempat sembahyang) krama subak. Ini yang dimaksud Parahyangan. Artinya anggota yakin Subak dengan segala yang ada disitu seperti sawah, air, tanaman, dll adalah ciptaan Tuhan.

2. Palemahan (tanah) Palemahan di Subak Sawah ya, bagian dari.sawah mereka yang sudah diatur secara baik. Seperti siapa yang dapat giliran menanam padi. Siapa yang palawija. Demikian juga pembagian air ada yang disebut Temuki (semacam bendungan kecil untuk memgatur air).

3. Pawongan adalah hubungan harmonis anggota subak.

Kalau ada perselisihan di anggota Subak ada yang disebut Pekaseh (kepala Subak) yang wajib dan berhak menyelesaikan.

Peralatan dalam Subak atau bekerja di sawah di Bali tidak berbeda jauh dengan daerah lain. Dan itulah sekarang ada di Musium Subak di Sanggulan.

Bagaimana dengan sekarang? Mungkin 30 persen kelompok subak sudah hilang terutama di derah Bali Selatan. Mengapa? Ya karena tanah sawah sudah beralih jadi perumahan.

Bagaimana dengan Pura Subak. Pura Subak sebagai tempat menjalankan ritual atas keyakinan kepada Tuhan tetap bertahan. Bahkan yang sembahyang di sana termasuk anggota warga yang baru.

Jadi, perjuangan untuk mempertahankan Subak dengan tatanannya adalah perjuangan seluruh lapisan masyarakat Bali utamanya bagi pemerintah.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun