Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Senyum Manis di Taman Kota

12 April 2024   18:06 Diperbarui: 12 April 2024   18:07 128 6
Senyum Manis di Taman Kota

"Ade mau apa lagi? Silahkan ambil. Nanti kakak bayarin."

"Cukup ini aja kakak."

"Ok, kita maem bakso dulu. Bentar silahkan maen di taman pojok timur. Tuuh, lihat. Banyak anak-anak."

Predy menunduk, sambil menikmati bakso bersama kakaknya Santi. Fredy baru dua hari lalu bertemu kakaknya yang kerja di Bandung. Santi baru saja tamat sarjana ekonomi.

Sedang asik menikmati es kelapa muda, Santi terkejut karena lelaki itu sudah duduk disampingnya.
"Boleh Saya duduk disini?"lelaki itu menoleh Santi."

"Silahkan." Santi menyaut, tapi dia bergeser sedikit.

Lelaki itu rupanya senang bakso juga. Ia memesan bakso dan jus melon.

Suasana kota hari ini betul betul meriah. Sehari setelah lebaran, rupanya anak muda, dan anak anak sangat menggunakan liburan ini menikmati hari raya lebaran.

"Kamu sendirian ya?" Lelaki itu mencoba mengisi kebisuan suasana.

"Ndak. Aku bersama adik."

"Kok sendiri duduknya?" Lelaki itu seolah tak percaya.

"Ia sedang maen dengan teman-temannya."

"Boleh aku kenalan? Namaku Rama." Lelaki itu memandangi Santi cukup lama.

Setelah menyebutkan namanya, tiba-tiba adiknya datang. Rupanya ia curiga ada lelaki di samping kakaknya.

"Siapa dia kakak? Aaah..pasti pacar ya." Predy nyerocos saja bicara.

"Iih, ndak boleh bilang gitu. Kakak aja belum kenal."

"Ini adiknya ya. Waah..rupanya ganteng. Kelas berapa ade?"

Predy memperkenalkan diri. Ia cukup terkesan dengan pemuda itu. Orangnya sopan dan ganteng.

"Kakak, pacaran ya dengan kakakku! Boleh juga. Cocok kok."

Walau baru kelas 3 sekolah dasar, Predy rupanya tahu apa itu cinta. Yaah...anak milenial.

"Pred, jangan bilang gitu. Kamu masih kecil. Yuk, kita pulang. Tadi Bapak sudah nelpon. Permisi ya Mas. Aku duluan."

Rama merasa tak percaya. "Apakah begitu cepat waktu memisahkan? Tidakkah  Dia punya kesempatan mengenal lebih lama perempuan yang manis tadi?

Akhirnya Rama tinggal dalam kesendirian memendam ketidakberdayaan melupakan senyum manis Santi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun