Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Nyeri Rindu

18 November 2020   20:25 Diperbarui: 18 November 2020   20:46 31 3


Kerlip gemintang malam, meredup oleh dinginnya hati
Mata air disesap mentari, menyusupi perih: dalam pori keabadian cinta pasi
Seulas senyum nakal itu, kuingat selalu
menghiasi bibir bak bunga merekah di tamantaman surgawi
Jiwaku bersedih,                                                     Makin nyeri!
Seperti air mengharap kehangatan
Mengharap batubatu hilang beku diterpa angin
Samudera hati terkurung sepisenyap
Kekinianku tentangmu senantiasa mengumbar sendu
Akankah waktu berpihak untuk kucecapi lagi?
Mendayung sampan cinta bagai masa itu kembali?
Sementara keakuanmu, seolah menafikkan semua yang menjejak antara kita
Kisah kita terjebak dalam lengkung kehampaan rasa dalam prosa hilang makna
Setiaku, bermahligai tiara indah di pucuk gontai cemara
Diiringi nyanyian reranting yang bersedih hati
Akankah desauan angin menyampaikan Bilurbilur rinduku untukmu?
Aku terpaku, menanti isyarat sang waktu
Kelak ia mengurai simpul tanya ini

Depok, NHJ 040513
met rehat ya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun