Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

HIDUP INI SINGKAT, MATAHARIKU..!

12 Mei 2013   18:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41 191 0

Tak pernah ada kata cukup untuk mengenangmu, mengingat satu per satu kisah yang telah kita ukir bersama.  Kadang pahit kadang manis, kadang-kadang juga memalukan untuk dikenang.  Semakin kemari semakin aku menyadari kebenaran ujaranmu, kita terlalu mirip, nyaris sama.  Kalau biasanya kau tak pernah gamblang menjelaskan maksudmu, maka tidak untuk saat itu, lebih kurang dua tahun lalu.  Kala itu kau susah payah menasehatiku dan seperti biasa aku selalu punya cara untuk mengelak.  Kau merengkuhku ke pelukanmu, lalu mengacak-acak rambutku.  Belum cukup sampai disitu, kau juga mencubit hidungku keras-keras sampai aku mengaduh kesakitan.  Lalu berusaha menghindari tanganmu dengan membenamkan kepalaku di pangkuanmu.  “Keras kepala!”, omelmu seraya menokok ( = menjitak) kepalaku.  “Memangnya dari siapa kuwarisi sifat keras kepala ini?”, ujarku tak mau kalah.  Kau terdiam sejenak, lalu kau mengangkat tubuhku agar tegak menatapmu.  Perlahan-lahan tanganmu membelai pipiku, lalu rambutku.  Aku menantang matamu –selalu seperti itu-  untuk menyembunyikan perasaanku yang mendadak tidak karuan, berharap kau takkan mampu menyelami relung hatiku yang paling dalam, berharap kau takkan tahu bahwa ada sesuatu yang aku sembunyikan, sesuatu yang tak pantas, mengingat kesepakatan kita.  “Dik, kita memang terlalu mirip ya, sama-sama keras kepala, sama-sama sombong, sama-sama pemarah. Kau benar-benar menjadi sosok diriku dalam versi wanita.” ,ujarmu.  Seingatku baru sekali ini -dalam belasan tahun persahabatan kita- kau mengakui bahwa kita itu mirip.  Dan entah kenapa kali ini aku tak berniat membantahmu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun