Saya dan salah rekan saya, Nur Rachmawati yang hadir mewakili wadah kami @PicnicHolic sempat dibuat tercengang dengan beberapa Social Movement yang penggagasnya adalah justru teman-teman yang masih sangat muda. Sebut saja @bantuindonesia yang penggagasnya adalah pelajar Indonesia yang saat ini sedang menimba ilmu di Singapura, Adamas Belva Syah Devara. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi kendala. Melalui twitter dan aplikasi facebook, Adamas mengajak teman-teman untuk berdonasi dengan cara yang lebih mudah dan smart. Adapula @JktBerkebun, sebuah konsep urban farming yang digagas oleh Ridwan Kamil mengajak para warga Jakarta untuk "menghijaukan Jakarta' dengan ikut serta berkebun memanfaatkan lahan-lahan kosong yang ada di Jakarta. Melalui twitter akhirnya @JktBerkebun berhasil mengajak tidak hanya masyarakat Jakarta saja, tapi juga di beberapa kota seperti Bandung dan Banten. Lahan-lahan kosong ini ditanami dengan tanaman yang mudah ditanam, dipanen, dan mempunyai nilai ekonomi. Bisa dikatakan ini adalah kegiatan lintas generasi karena anak-anak dan orangtua banyak yang antusias melibatkan diri mereka terhadap kegiatan ini. Beberapa teman yang ikut 'berani membuat perubahan' dan memanfaatkan media untuk social movement mereka antara lain @wikentanpamall, yang mempunyai agenda menarik bagi keluarga di setiap bulannya, @akademiberbagi, yang setiap minggu membuat kelas gratis untuk umum. lalu kenapa @PicnicHolic juga bisa diundang? entahlah. Karena @PicnicHolic hanyalah sebuah trip organizer yang mengajak teman-teman untuk bangga jadi wisatawan domestik, bangga akan kecantikan dan budaya yang dimiliki, serta berani mengeksplor Indonesia dengan konsep #GreenTravel. Tak kurang dari 25 'organisasi' yang hadir dalam acara tersebut. Berbeda interest, namuin mempunyai satu kepentingan yang sama, yaitu menciptakan Indonesia lebih baik dengan BERANI MEMBUAT PERUBAHAN.Persis seperti yang di katakan oleh Pandji Pragiwaksono yang hadir sebagai pembicara saat itu, bahwa negara ini bisa lebih baik kalau kita CIPTAKAN, bukan kita TUNTUT.
Hadir dalam acara ini sebagai pembicara antara lain: Prof. Arief Rachman, Executive Chairman Indonesian National Commission for UNESCO yang berbicara dengan bahasa yang lugas dan menarik, mengajak kami yang datang melepas tawa dengan semboyannya: Senyum, salam, sapa, sabar, sehat, syukur, sugih (kaya) dan sukses. Turut hadir juga Michael Jones si pencipta aplikasi Google Earth. Pembicara lain yang cukup inspiratif adalah Robby Muhammad, yang menurutnya Social movement hadir karena ada keinginan untuk berani membuat perubahan. Itulah kenapa dikatakan social movement itu bersifat emosional dan bukan rasional.
Menurut Rotaract Semanggi, acara ini dibuat untuk menjembatani para penggagas social movement agar bisa saling bertemu sehingga tercipta networking dan bisa saling berkolaborasi. Semangat optimisme dan positivisme sangat terlihat jelas dalam acara ini, untuk Indonesia yang lebih baik.