Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sama

22 Mei 2014   18:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 27 1
Klimaks, ketika hati terbang
Mulai melejit ke atas
Mengembang dengan indah
Namun sebuah panah, terlontar dan menancap
Kelimpungan menanggapi darah yang bercucuran
Rupanya angin tak hanya menatap takjub
Dia menggiring sepasang tangan
Tangan yang mulai memberi perban
Menahan dan menghibur sang sakit
Perlakuan istimewa, menurutmu?
Semua argumen meng-iya-kan
Benar keajaiban, luka si hati tak lagi berbekas
Memar biru menghilang sekejap
Dia meloncat, berteriak penuh tawa
Satu, dua, tiga . . .
Clak,clak,clak . . .
Darah kembali mengalir
Pemandangan itu benar-benar menjadi atensi
Angin yang sama, tangan yang sama
Semua SAMA!
Sesak, penat mulai menghinggapi
Ternyata, ternyata, ternyata . . .
Tak ingin menarik hipotesis, tapi semua melintas begitu saja
Dia berlaku SAMA untuk setiap hati!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun