Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

KKB Bukan Pejuang, Tapi Kriminal

6 Februari 2024   19:18 Diperbarui: 6 Februari 2024   19:25 73 0
Yonas Alfons Nusy, salah satu tokoh Papua menegaskan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bukanlah pejuang. Melainkan murni kriminal.

"Pembunuhan, penyanderaan, dan pembakaran fasilitas pemerintah sebagai tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan. Perbuatan tersebut tidak memiliki dasar moral atau tujuan yang dapat dijustifikasi. Sebagai contoh, pembunuhan Michelle Kurisi Doga, seorang perempuan Papua," kata Yonas dikutip dari berbagai media, Rabu (17/1/2024).

Masyarakat Papua semakin sadar bahwa keberadaan mereka (KKB) tidak mendatangkan manfaat sama sekali. Sebaliknya mereka menjadi "monster" kemanusiaan yang mengintai tanpa pandang bulu.

Mereka tidak memperjuangkan hak-hak warga Papua sama sekali. Sebaliknya mereka bak malaikat pencabut nyawa yang merenggut warga tak berdosa. Tak hanya warga sipil, tapi juga aparat keamanan.

Jika kita telusuri dalam tiga tahun terakhir, entah telah ribuan banyak jiwa tak berdosa direnggut oleh tangan kebengisan KKB. Mereka melanggar hak asasi manusia secara telanjang bulat.

Itu sebabnya banyak tokoh dan kalangan masyarakat Papua semakin muak dengan keberadaan KKB. Para masyarakat ini semakin mendukung aparat keamanan baik TNI Polri menindak tegas KKB.

Sebagaimana disampaikan oleh Yonas Alfons Nusy, KKB tidak hanya melakukan kejahatan, tapi juga menyebarkan kebohongan publik.

"Perjuangan yang diakui oleh kelompok ini tidak memiliki hasil nyata, melainkan hanya aksi pemberontakan yang tidak produktif," tegas Yonas.

Dalam pandangan Yonas, pemuka masyarakat Papua mengambil peranan penting dalam menjaga kondusifitas masyarakat. Mereka agar tidak mudah terprovokasi dan terpancing oleh propaganda KKB.

Begitu seruan tokoh masyarakat Papua terhadap KKB. Mereka mendukung KKB ditindak tegas oleh TNI Polri. Dan yang tak kalah penting pemerintah harus memutus rantai pemasok dana besar KKB.

Mustahil KKB tidak menerima donatur dari kelompok atau negara lain. Selain itu, memutus pula pemasok senjata yang sampai ke tangan mereka. Upaya ini penting sebagai upaya komprehensif menjaga keamanan dan ketertiban di Papua.

Apalagi Papua juga akan menghadapi pemungutan suara 14 Februari 2024 nanti. Meski ada jaminan keamanan dari Panglima TNI Jenderal TNI, Agus Subiyanto, berbagai mitigasi keamanan mesti diantisipasi. Sebab itu, Papua harus benar-benar dijaga dan dirawat.

Sumber daya alam Papua masih seksi di mata di sejumlah negara yang menghendaki Papua berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun