Dia duduk di kaki bukit. Di bawah pohon yang bunga-bunganya berjatuhan bagai hujan ke kepalanya, dia mencium aroma darah. Nyatanya darah itu keluar dari badannya sendiri. Di perut, ada luka tusuk. Pada tangannya, ada sebilah belati; yang juga menyimpan bercak darah yang mengering. Pada langit yang terbentang luas, ada matahari yang menyengat kulit-kulitnya. Pandangan matanya sempat menjadi hitam karenanya, sebelum akhirnya ia jatuh pingsan dan mati kehabisan darah.
KEMBALI KE ARTIKEL