"Saya ingin mendakwa hujan!" teriak Kancut dengan berlari tergopoh-gopoh menghadap Pak Hakim yang tengah sibuk mengurus permasalahan Nek Ipah, pencuri buah cokelat kebun orang. Setelah sebelumnya, Kancut dengan bersusah-payah menerobos dua orang berbadan kekar yang tak lain tak bukan adalah penjaga pintu ruang sidang. Kancut tak peduli terhadap sekelilingnya, ia tak peduli mata-mata yang memandangnya. Ia tak peduli lensa-lensa yang mengarah kepadanya. Ia tak peduli. Kegeramannya kepada hujan agaknya sudah menyunat urat malu Kancut.
KEMBALI KE ARTIKEL