Kalau kita memandang sempit MEA sebagai suatu momok yang menakutkan dimana seolah-olah nanti negara Indonesia akan dijadikan pasar oleh negara lain karena kita tidak dapat memproduksi sesuatu untuk bangsanya sendiri yang dapat bersaing dengan produk lain itu ketakutan yang tidak beralasan. Perinsip ekonomi adalah pembeli pasti memiliki uang untuk membeli sesuatu dan pembeli mendapatkan uang dari beberapa kegiatan yaitu dengan memproduksi sesuatu lalu menjualnya (Produksi), membeli sesuatu lalu menjualnya kembali (trading), melayani sesuatu dalam jual beli (jasa) dan sebagai pekerja produksi/jasa (worker). Semua kegiatan tersebut pasti ada nilai tambahnya sehingga nilai tambahnya itu yang bisa dipergunakan untuk membeli sesuatu tersebut.
Perinsip ekonomi lain adalah produksi harus diciptakan pada daerah dengan biaya produksi yang paling murah sehingga dapat berkompetitif; apabila produksi tidak dilakukan di Indonesia , berarti tenaga kerja di Indonesia lebih mahal dari negara lain, artinya lebih kompetitif. Upah buruh sangat menentukan komponen biaya produksi dibandingkan dengan teknologi sebesar apapun perusahaan tersebut.
Kalau kita mengkaitkan kedua perinsip ekonomi itu,maka tidak mungkin negara lain memasarkan barangnya ke Indonesia kalau rakyat Indonesia tidak mampu beli, dan mungkin diproduksi di Indonesia kalau tenaga kerja Indonesia kompetitif. Pada perinsipnya hukum ekonomi itu pasti mengikuti alur potensi ekonomi, dimana ada potensi ekonomi maka gerak perdagangan akan mengarah ke sana.
Salah satu kekahawatiran saya adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka membeli barang impor, sehingga harga bukan menjadi pertimbangan lagi, misalnya harusnya bisa pakai mobil ESEMKA kok malah dibelikan mobil impor. Kembali lagi ke slogan CT yaitu "ABG" tapi saya ganti menjadi ASAL BARANG GUE; artinya kalau masyarakat Indonesia mencintai barangnya sendiri, maka kekahawatiran akan matinya produksi negeri sendiri tidak perlu lagi ada. Mulai saat ini pentingnya menanamkan untuk menggunakan dan bangga pada produksi sendiri.