Seperti yang terlihat dalam gambar artikel ini, Kementerian Kesehatan Indonesia (kemenkes.go.id) menyatakan bahwa buah pepaya memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Membantu pencernaan dan menurunkan berat badan
- Menurunkan kolesterol
- Baik untuk penderita diabetes
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Melindungi dari radang sendi
- Mengurangi stres
- Mengurangi nyeri haid
- Mencegah kanker usus dan prostat
Manfaat ini membuat banyak orang mengonsumsi buah pepaya untuk menjaga kesehatan, terlebih lagi dengan daya tarik visual buah pepaya yang sangat menggoda selera.
Namun, di balik manfaat kesehatan buah pepaya yang diminati konsumen, saya teringat akan masa kecil yang penuh kesulitan ekonomi, terutama dalam hal makan sehari-hari. Saat kelaparan melanda, terutama selama musim kemarau hingga awal musim hujan ketika persediaan makanan sangat minim, kami hanya bisa mengonsumsi biji jagung, singkong, dan sedikit kacang merah, yang sudah dianggap makanan mewah bagi kami.
Buah pepaya muda menjadi salah satu jenis bahan pangan yang selalu tersedia di setiap dapur keluarga. Kami mengolahnya dengan cara dimasak dan dicampur dengan potongan singkong untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Kadang -kadang, buah pepaya muda hanya direbus dan dikonsumsi bersama isi kelapa untuk menghilangkan rasa pahit saat dikunyah. Selain buah pepaya, daun pepaya juga memiliki khasiat, tidak hanya sebagai obat malaria, tetapi juga diolah dan dimasak dengan berbagai jenis bahan makanan lain.
Paradigma masyarakat saat itu adalah bahwa baik daun pepaya dan buah pepaya muda yang dikonsumsi tidak untuk mendapatkan manfaat kesehatan, melainkan untuk bertahan hidup dalam masa krisis ekonomi. Makanan yang dikonsumsi masyarakat bukan lagi untuk memenuhi standar kesehatan, melainkan demi bertahan hidup di masa sulit.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.