Saat sepotong jalan dibalur hangus oleh sang Surya
Saat penjual menjajakan barangnya dengan setengah dari harga
Saat debu berlarian kesana-kemari bermesraan di pori-pori kuli bangunan
Saat aku juga menunggu jemputan
Seabad sudah tubuhmu mentereng
Bernyanyi riang rantingmu diterpa segala rasa cuaca
Kini, kau mulai melayu
Teduhmu bersulam tandus hingga kekulit akar
Teduhmu tidak lagi membuatku menunggu sebuah kabar
Sebab kasihku sudah berguguran bersamaan gugurnya daunmu