Artinya secara mindset mereka sudah terbentuk dengan melihat di sekeliling mereka dan juga dari kecil mereka sudah dibekali dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang mereka untuk sukses. Misalnya, sekolah di tempat mahal yang hari-harinya sekolah tersebut menggunakan dua bahasa, sekolahnya kerjasama dengan sekolah luar negeri, rumahnya nyaman untuk belajar dengan fasilitas yang sangat lengkap. Jadi, memang tidak ada alasan untuk mereka untuk tidak menjadi kaya.
Sedangkan orang-orang yang lahir dari kondisi orang tuanya biasa-biasa saja, apakah bisa sukses sama seperti anaknya orang-orang yang lahir dari keluarga kaya? Jawabannya bisa, tapi memang jalannya lebih terjal.
Kita sering mendengar tentang kata privilege. Privilege adalah hak istimewa, hak istimewa yang menyangkut banyak hal sebenarnya. Tapi, privilege itu sering diartikan sebagai hak istimewa yang didapat seseorang yang lahir dari keluarga kalangan mapan. Bisa diartikan privilege itu sebagai sebuah head start. Ibarat lomba MotoGP, orang-orang yang memiliki hak istimewa ini akan memiliki start di nomor-nomor terdepan dibandingkan dengan pembalap yang lain. Sama halnya dengan orang-orang yang lahir dari kalangan mapan ini akan memiliki nomor antrian terdepan untuk meraih kesuksesan. Peluang mereka untuk sukses jelas lebih besar walaupun privilege saja tidak menjamin kesuksesan.
Contoh kasus, ada 2 orang yang akan membangun cafe. Yang 1 anaknya orang berada dan yang satu anaknya orang biasa-biasa saja. Anaknya orang berada atau anaknya orang kaya itu akan sangat mudah membangun cafe dengan modal yang sudah dia dapatkan dan juga untuk menjalankannya, dia bisa belajar dari rekan bapaknya atau partner bapaknya yang sudah sukses membangun cafe.Â