Sedikitnya ada puluhan peserta yang meramaikan diklat dalam rangka Milad ke 21 FKMSB dengan dua pemateri, Samsul Arifin dan Nurus Solehen. Sementara panitia memberi tema diklat 'Melek Literasi untuk Peradaban yang Berkemajuan'.
Samsul Arifin pemateri sekaligus Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Islam Bahasa Arab (STIBA) jadi motivator pertama dalam memotivasi peserta. Perjalanan selama di kampus jadi kisah perdananya. Bagi dia tulisan yang dimuat di media massa merupakan sebuah keistimewaan.
"Kalau tayang di media tulisan kita, terasa lebih istimewa. Beda dengan tulisan yang dibukukan," kata Alumnus UIN Suka Yogyakarta tersebut.
Menurut dia, serendah-rendahnya jadi penulis adalah mereka yang menulis apa yang dirasakan. Bukan berkutik pada dasar-dasar menulis. Sehingga sulit memulainya. Sementara pemateri Nurus Solehen hanya melengkapi penjelasan materi pertama.
"Kita akan salah jika tidak pernah mencobanya. Seperti menulis, kalian tidak usah banyak memahami teori, melainkan langsung praktik," singkatnya.
Menariknya dalam diklat ini, peserta langsung diasah, dengan rentetan susunan acara, pemaparan materi, tanya-jawab, lalu praktik menulis. Peserta bebas menulis. Bisa menulis artikel, berita, dan puisi. Tulisan terbaik, diberi hadiah buku.
Ketua FKMSB Pamekasan Moh Faizol mengatakan, kegiatan jurnalistik merupakan bagian dari rentetan acara lainnya di hari yang sama. Sebelumnya digelar dialog publik dengan sasaran peserta yang sama pula.
"Kegiatan Milad kali ini ditempatkan khusus di pondok, karena memang permintaan langsung Pengasuh. Sehingga santri dan alumni dapat bertutur-sapa dalam perayaan Milad FKMSB," tuturnya. (*)