Adab dan ilmu dalam  retorika dakwah sepatutnya dipadukan. Dalam konteks ini berlaku "ilmu bukan untuk ilmu", tapi ilmu untuk kebaikan dan kemudahan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Dengan kata lain, ilmu itu untuk kemanusiaan. Dalam konteks inilah pentingnya keberadaan adab.
Secara praktek, retorika dakwah itu bukan hanya ilmu berdakwah secara menarik dan efektif, tetapi juga aturan kesopanan dan budi pekerti yang agung. Â Ketika retorika lahir dari rahim budaya, merangkak jadi seni bertutur, Â tumbuh jadi pengetahuan, dan secara permanen diakui sebagai ilmu, pada titik tertinggi inilah retorika perlu diikat oleh adab. Budaya, seni, pengetahuan, dan ilmu manusia harus dipadu dengan adab.