Menurut Nur Rohmad, UNDAGI 2025 merupakan pameran besar seni kriya yang membuka ruang bagi kriyawan untuk berkarya secara berkelanjutan. Sesuai tema pameran UNDAGI 2025 "Cakra Manggilingan" dengan gambar roda berputar, menyimbolkan sebuah proses berkarya yang sustainable (berkelanjutan).
'Cakra' adalah senjata Prabu Kresna dalam dunia wayang. Senjata ini merupakan senjata pamungkas untuk melawan para musuhnya. Ini artinya seorang kriyawan harus menjiwai apa yang tersirat dalam 'Cakra' sebagai senjata untuk menghadapi segala rintangan dalam berkarya.
Di samping itu, filosofi 'Cakra manggilingan' yang terus berputar, adalah cerminan kehidupan yang selalu berputar; kadang di bawah, kadang di atas. Pesan moral tersebut juga dapat disampaikan melalui karya. Â
Memang tema tersebut sangat luas jika kita elaborasi dan interpretasikan secara bebas. Maka kriyawan tak perlu bingung dalam membuat karya untuk UNDAGI 2025. Karena 'cakra manggilingan' sangat luwes untuk kita interpretasikan dalam makna.
Dalam kesempatan itu, Nur Rohmad juga berharap kepada para mahasiswa Jurusan Kriya ISI Surakarta untuk tak ragu-ragu mendaftarkan karyanya dalam Pameran UNDAGI 2025. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah wawasan kepada para mahasiswa dan tentu menambah portofolio mereka dalam dunia pameran seni kriya. Karena di dalam Pameran UNDAGI 2025 akan diadakan diskusi tentang berbagai hal yang terkait dengan dunia kriya, otomatis akan terjadi transformasi ilmu dari para senior ke kriyawan yunior, atau sebaliknya.
Di samping itu Nur Rohmad juga berharap bahwa pameran UNDAGI 2025 dan seterusnya, didukung oleh semua kriyawan dan institusi yang peduli dengan dunia kriya. ***