Setelah keliling-keliling yang tak tahu "
juntrungan"-
nya bersama seorang teman , kami lantas mampir ke sebuah warung yang menjual makanan gorengan seperti bakwan goreng, tahu isi, pisang goreng, dan lain-lain. Duduk sejenak diwarung itu karena cape berjalan dan terasa lapar, lalu saya pun bertanya kepada pemilik warung itu, "Bang masih ada ga' gorengannya ?". Lantas penjual gorengan itu menjawab, "Masih ada, tapi lagi digoreng, tunggu aja bentar". Kami putuskan untuk menunggu gorengan itu matang sambil mengobrol. Tak lama kemudian gorengan yang saya maksud itu matang dan siap untuk disantap. tetapi kami memutuskan untuk membungkusnya dan memakannya di rumah, karena warung itu terlalu ramai dan tidak tepat jika dipakai untuk nngobrol santai. Setelah gorengan itu dianggat dari sebuah penggorengan besar, kami pun memilah-milah gorengan yang akan kami beli. Karena saya suka dengan bakwan goreng maka saya pun membeli lima bakwan goreng yang disusul dengan tahu isi dan tempe goreng. Kira-kira total belanjaan kami sebanyak 15 gorengan yang beraneka ragam. Karena gorengan tersebut masih panas, kamu pun meminta kertas nasi untuk dijadikan alas didalam plastik tempat kami membungkung gorengan itu. Setelah itu saya bertanya,
"berapa bang semuanya?".
"15 ribu mas" jawabnya. Langsung saya mengeluarkan dompet untuk mengambil uang, namun, sial bagi saya karena saya tak bawa uang
cash sepeserpun.
"waduh gimana nih?" ujar saya dalam hati. [caption id="attachment_990" align="aligncenter" width="492" caption="Debit Card./media.rd.com"][/caption] Karena merasa tidak enak kepada abang penjual gorengan itu, saya pun mengatakan sejujurnya jika saya tak bawa uang
cash, namun penjual itu hanya tersenyum dan berkata "
tak apa-apa mas, pakai kartu debit juga bisa ko' ". "Haaaaahhh, pakai debit card bang??" Sontak saya terkaget-kaget.
"iya kartu debit", Lanjut si abang Tanpa berpikir panjang, saya pun langsung mengeluarkan
debit card saya yang kebetulan
debit card dari Bank Mandiri dan saya berikan kepada abang penjual gorengan itu. Setelah si abang menggesekkannya pada alat yang digunakan untuk bertransaksi via card (debit/credit card) lalu saya pun disodorkan selembar struk belanjaan. Seperti biasa jika kita berbelanja menggunakan
debit card, sudah pasti kita dimintai tanda tangan sebagai bukti transaksi pada struk belanja. Sama seperti di kasus ini, saya pun diminta untuk menandatangani struk belanja gorengan saya tadi. Namun sebelum saya menandatangi struk itu, tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara ibu saya,
"Ruul...Ruuul, bangun, mau jalan kerja ga? udah jam berapa nih?". Suara ibu saya tapi saya tak melihatnya dimana. Yaaa ampun ternyata saya cuma mimpi.
"Huuufff padahal keren banget tuh mimpi gw tadi". Ujar saya dalam hati ketika bangun dari tidur yang lelap dan bermimpi aneh. Andai mimpi saya itu jadi kenyataan, pasti masyarakat kita yang hobinya
jajan diluar akan sangat terbantu jika pedagang kecil seperti penjual gorengan di mimpi saya itu menggunakan fasilitas
debit card yang diberikan oleh Bank-Bank. Selain aman, keberadaan
Debit Card juga sudah menjadi gaya hidup masyarakat diperkotaan dalam bertransaksi seperti berbelanja tanpa harus berhutang seperti keberadaan
Credit Card yang di
setting untuk "berhutang" dalam setiap transaksi belanja atau yang lainnya, karena dengan menggunakan
debit card dalam berbelanja, si pemilik kartu itu langsung dikenakan potongan terhadap tabungannya di suatu Bank ditempanya menabung yang sesuai dengan nominal harga barang/jasa yang dikonsumsi tadi (baca: belanja). Selain itu kita tak perlu repot-repot lagi membawa uang receh untuk jajan, cukup membawa
debit card anda maka jajanan favorit andapun bisa dinikmati.
NuruL
KEMBALI KE ARTIKEL