Langkahnya gontai,lemas,seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali oleh pemiliknya. Ya,terlihat keputus asaan dalam binar matanya yang redup. Entah kemana lagi dia akan mencari seseorang yang benar-benar bisa menolongnya. Dia hanya pasrah pada kemauan kakinya melangkah. Akhirnya,sang kaki menghentikannya tepat di depan pintu gerbang sebuah panti asuhan. Entah kenapa kakinya berhenti di sana. Beni hanya diam memperhatikan panti asuhan itu. Di sana terdapat sebuah poster besar yang bertuliskan ” TAK AKAN PERNAH BERKURANG HARTA YANG DISEDEKAHKAN KECUALI IA BERTAMBAH ,BERTAMBAH ,BERTAMBAH ” (HR . At – Tirmidzi). Tujuannya tidak lain dan tidak bukan ya untuk menarik minat orang untuk menabung,menabung untuk kebutuhan akhirat. Tak ada yang tersangkut dibenak Beni mengenai tulisan itu,hanya berlalu begitu saja seperti debu yang terbang terbawa angin. Sepertinya otaknya benar-benar penuh. Penuh dengan permasalahan hidup yang pelik.