Salah satu alasan utama mengapa perusahaan gagal mengenal pelanggan secara intim adalah kurangnya data dan analisis yang mendalam mengenai perilaku dan preferensi pelanggan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Penelitian Pasar Indonesia (APPI), sekitar 60% perusahaan di Indonesia tidak memiliki sistem manajemen data pelanggan yang efektif (APPI, 2021). Tanpa data yang akurat, perusahaan tidak dapat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka.
Contoh nyata dari hal ini adalah kasus PT XYZ, sebuah perusahaan retail besar di Indonesia yang mengalami penurunan penjualan sebesar 30% dalam satu tahun. Setelah melakukan audit internal, diketahui bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki sistem yang baik untuk mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan. Mereka tidak tahu produk mana yang paling diminati oleh pelanggan, sehingga tidak bisa menyusun strategi pemasaran yang tepat.