(Minggu, 01 September 2024) - Fenomena sampah masih terus menjadi polemik hangat hingga saat ini, setiap hari Manusia menghasilkan jutaan ton sampah baik itu sampah anorganik maupun sampah organik. Sampah-sampah tersebut menumpuk baik di tempat pembuangan akhir (TPA) dan sekitar perumahan Warga. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tahun 2022 bahwa timbunan sampah di Indonesia mencapai 68.7 juta ton/tahun dengan komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, dan sekitar 41.27 % bersumber dari sampah sisa makanan.Â
Berangkat dari fenomena tersebut, 5 orang Dosen Muda Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Mataram yang tergabung dalam tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada Ibu-ibu PKK Desa Perina yang berlokasi di Dusun Lendang, Desa Perina, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan pengabdian dipimpin oleh Nurul Chaerani, S.Hut, M.Si selaku ketua pengabdian, dan ke-4 anggota pengabdian lainnya yaitu Dr. Hasyyati Shabrina, S.Hut, Dini Lestari, S.Hut, M.Si. Rima Vera Ningsih, S.Hut, M.Si, dan Fauzan Fahrussiam, S.Hut, M.Si, serta dibantu oleh 2 orang Mahasiswa.
Tema Pelatihan ini yaitu "Pengolahan Sampah Organik menjadi Produk Bernilai Ekonomi" dengan judul "Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Berbasis Eco-Enzyme". Pelatihan diikuti oleh 15 orang ibu PKK yang terdiri atas Ketua dan Anggota. Pelatihan dibuka langsung oleh Ketua PKK Desa Perina yaitu Ibu Muhaiyah. Ketua PKK menyampaikan "Ucapan Terimakasih kepada Tim Pengabdian Universitas Mataram yang sudah memilih Desa Perina menjadi tempat pengabdian, besar harapan kami semoga pengetahuan yang diperoleh hari ini dapat menjadi langkah awal untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kreativitas ibu-ibu PKK dalam menjaga Lingkungan dan dapat membantu perekonomian keluarga".
Kegiatan pelatihan diawali dengan pemaparan materi dari Nurul Chaerani selaku narasumber, Nurul menyampaikan bahwa bukan tanpa alasan, tim pengabdian Universitas Mataram memilih Desa Perina Kabupaten Lombok Tengah sebagai tempat mengabdi. Hal ini dilatarbelakagi oleh informasi dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB bahwa Kabupaten Lombok Tengah tercatat sebagai penghasil sampah terbesar urutan ke-2 setelah Kabupaten Lombok Timur. Penumpukan Sampah rumah tangga yang didominasi oleh sampah organik ini akan menimbulkan masalah seperti kenyamanan Masyarakat akibat aroma tidak sedap yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik, dan penurunan kesehatan masyarakat akibat buruknya sanitasi Lingkungan serta dapat berkontribusi terhadap pemanasan global.