Namanya Raya. Gadis itu pertama kali muncul di toko kaset dengan mengenakan dress yang dibaluti jaket rajut dan membawa tas slempang kecil. Raka, yang sedang sibuk memilih album The Cranberries, mencuri pandangan ke arah gadis itu. Raya tampak kebingungan mencari sesuatu di antara rak lagu. Â
"Sedang cari apa?" tanya Raka memberanikan diri. Â
Raya menoleh. Matanya memancarkan kehangatan yang membuat Raka seketika gugup. "Aku lagi nyari kaset Dewa 19. Katanya album barunya bagus" Â
Raka tersenyum lebar, lalu mengarahkannya ke salah satu rak di sudut toko. "Kalau nggak salah di sana" katanya sambil menunjuk satu baris kaset. Â
"Terima kasih..." jawab Raya dengan senyum manis. Â
Mereka tidak berbicara lagi hari itu, tapi kehadiran Raya mengubah hidup Raka. Seminggu kemudian, dia kembali melihat gadis itu, kali ini sedang memutar vinyl di pojokan toko. Ketika Raka mendekat, telinganya mendengar lagu "November Rain" dari Guns N' Roses. Â
"Kamu suka lagu ini?" tanya Raka, membuka percakapan. Â
Raya mengangguk. "Suka banget. Lagu ini mengingatkan aku pada hujan pertama waktu aku pertama kali datang ke sini." Â
Obrolan kecil itu menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar. Sejak hari itu, mereka sering bertemu di toko kaset, berbagi cerita tentang musik favorit, dan sesekali saling merekomendasikan lagu. Raka memperkenalkan Raya pada Oasis dan Radiohead, sementara Raya membuat Raka jatuh cinta pada suara merdunya. Â
Ketika hujan turun, mereka duduk di bangku kayu di dalam toko, membicarakan banyak hal seperti mimpi dan harapan. Raya ingin menjadi penyiar radio, sementara Raka bercita-cita menjadi produser musik. Mereka mendukung mimpi satu sama lain, seolah dunia di luar toko kaset itu tidak ada. Â
Namun, seperti lagu balada yang indah, kisah mereka harus menghadapi kenyataan. Raya memberi tahu Raka bahwa ayahnya mendapat pekerjaan baru di kota lain, dan mereka akan segera pindah. Itu adalah hari terakhir Raya di toko kaset, kenyataan itu sangat berat bagi keduanya. Â
"Raka" kata Raya sambil menyerahkan sebuah kaset mixtape yang ia buat sendiri. "Aku nggak tahu kapan kita bisa ketemu lagi, tapi aku mau kamu dengar ini setiap kali kamu kangen aku." Â
Raka menerima kaset itu dengan tangan gemetar. "Aku juga punya sesuatu untukmu," katanya, menyerahkan sebuah vinyl "Wonderwall" milik Oasis. "Lagu ini, seperti kamu. Sesuatu yang nggak akan pernah aku lupakan." Â
Hari itu, mereka berpisah di bawah hujan. Raya pergi, meninggalkan Raka dengan kenangan tentang lagu-lagu yang mereka bagi bersama. Â
Bertahun-tahun kemudian, di sebuah stasiun radio terkenal, seorang penyiar wanita memperdengarkan lagu "November Rain" dan bercerita tentang seorang pemuda yang pernah membuatnya jatuh cinta pada musik. Di kota kecil itu, Raka mendengar suara Raya dari radio tua di kamarnya, dan ia tahu, meski waktu memisahkan mereka, cinta mereka akan selalu hidup dalam melodi yang tak lekang oleh waktu. Â