Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Pagi pun Memerah darah di Carang Soka

28 November 2020   19:30 Diperbarui: 28 November 2020   19:45 165 25
Fajar  yang gigil mulai merasuki lembah muria dan mengusik ayam jago untuk memamerkan suaranya yang parau, membangunkan manusia atau malah sebagai tanda untuk kembali mencari selimut untuk merajut lagi mimpi-mimpinya yang sempat meloncat dari jiwanya. Pagi bisa menjadi jahatnya malam namun bisa menjadi awal segala kebaikan. Di pusat kadipaten Carang Soka antara niat jahat dan keburukan berkumpul menjadi satu. Adipati Yudhapati yang tengah meradang karena harga dirinya telah diaduk-aduk oleh Dalang Soponyono.

Alun-alun Carasoka kini telah berubah menjadi lautan teriakan manusia yang mencaci maki. Rintihan Puluhan orang yang kena sabetan pedang dan tusukan tombak. Darah sudah mulai membasahi tanah-tanah di kota raja. Dan adi pati Puspa Andung jaya segera memerintahkan untuk menutup pintu utama kadipaten. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun